Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Tentara Jadi Korban Lawan Taliban, Presiden Afghanistan Copot Menhan dan Mendagri

Kompas.com - 21/06/2021, 11:29 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mencopot Menteri Pertahanan (Menhan) Afghanistan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Afghanistan, dan kepala staf militer.

Pencopotan tersebut dilakukan Ghani pasca-meningkatnya jumlah korban dari pasukan keamanan Afghanistan ketika pertempuran dengan Taliban meningkat.

Perubahan itu diumumkan oleh pihak istana pada Sabtu (19/6/2021) malam waktu setempat sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: PBB: Afghanistan Terancam Hadapi Peningkatan Kekerasan saat Penarikan Pasukan AS

Di sisi lain, pasukan keamanan Afghanistan masih menghadapi milisi Taliban di 28 dari 34 provinsi di negara itu.

Pada akhir pekan lalu, Taliban bahkan mengeklaim telah menduduki lebih banyak wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Bismillah Khan Mohammadi ditunjuk sebagai Menhan Afghanistan untuk sementara menggantikan Asadullah Khalid.

Sebelumnya, Mohammadi memiliki karier militer yang cemerlang dan ikut terjun melawan invasi Uni Soviet ke Afghanistan di bawah komando Ahmad Shah Massoud.

Baca juga: Turki Ambil Alih Bandara Kabul Setelah NATO Pergi dari Afghanistan

Dia bahkan sempat menjabat sebagai Menhan Afghanistan, Mendagri Afghanistan, dan kepala staf militer dalam pemerintahan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Sementara itu, Abdul Sattar Mirzakwal diangkat sebagai Mendagri Afghanistan yang baru menggantikan Hayatullah Hayat.

Selain itu, Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai diangkat sebagai kepala staf militer Afghanistan yang baru, menggantikan Jenderal Yasin Zia.

Pada Jumat (18/6/2021), 24 personel pasukan khusus Afghanistan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pertempuran merebut kembali sebuah distrik yang direbut Taliban di provinsi Faryab.

Baca juga: 4 Petugas Vaksin Polio di Afghanistan Ditembak Mati, Diduga Dilakukan Taliban

Di sisi lain, Taliban dilaporkan semakin gencar memperluas pengaruhnya di seluruh negeri saat Amerika Serikat (AS) mulai menarik pasukannya mulai 1 Mei.

“Negeri Paman Sam” sebelumnya mengumumkan, pihaknya akan menarik pasukannya secara bertahap dan benar-benar meninggalkan Afghanistan pada 11 September.

Sejak saat itu, sebanyak 30 distrik dikabarkan telah direbut oleh Taliban.

Seorang pejabat keamanan Afghanistan mengatakan, ketika pertempuran semakin berkecamuk, jumlah korban yang jatuh sangat tinggi baik itu dari pasukan keamanan, warga sipil, maupun Taliban.

Baca juga: Lawan Taliban dengan Palu: Kisah Pasukan SAS Inggris di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com