Dirawat Setahun Lebih, Pasien Covid-19 Terlama di Inggris Meninggal

LEEDS, KOMPAS.com – Pasien Covid-19 terlama di Inggris meninggal pada Jumat (18/6/2021) setelah dirawat lebih dari setahun di rumah sakit.

Melansir New York Post, pasien tersebut bernama Jason Kelk (49). Sebelumnya, Kelk sudah menyandang asma dan diabetes.

Baca juga: Brasil Capai 500.000 Kematian Covid-19, Kondisi Lebih Buruk Masih Mengancam

Dia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Sakit St James di Leeds, Inggris, setelah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia sudah tidak sanggup lagi.

Kelk juga telah meminta kepada dokter untuk menghentikan semua perawatan setelah menghabiskan lebih dari 14 bulan di rumah sakit.

Tributes have been paid to a man thought to be the longest Covid hospital patient in the UK who has died after 15 months in intensive care

Jason Kelk died on Friday just hours after doctors withdrew treatment at his requesthttps://t.co/HJeQjuzKE3 pic.twitter.com/cDeiC3Hzuv

— ITV News (@itvnews) June 19, 2021

Ketika dilarikan ke Rumah Sakit St James pada 31 Maret 2020, Kelk langsung dipasangi ventilator dan dipindahkan ke unit perawatan intensif sesaat setelah dia tiba.

Baca juga: Dampak Covid-19 Ingatkan Indonesia Siapkan Generasi Muda Lebih Baik

New York Post melaporkan, virus corona sudah merusak paru-paru dan ginjalnya. Kelk juga menderita penyakit perut akut dan harus diberi makan melalui selang infus.

Pada Maret tahun ini, setelah bertahan dua pekan tanpa ventilator, harapan muncul agar Kelk bisa kembali ke rumah.

Kala itu, Kelk menantikan supaya segera bisa duduk di sofa bersama istrinya, Sue, untuk menonton televisi dan makan fish and chips, makanan populer di Inggris dengan komposisi utama ikan dan kentang goreng.

Baca juga: Covid-19 Kembali Melonjak, Singapura Ubah Jumlah Warga yang Boleh Makan di Tempat

Alih-alih diperbolehkan pulang, kondisi Kelk justru semakin memburuk pada Mei. Setelah itu, Kelk terus dirawat di rumah sakit hingga ajal menjemputnya.

“Dia hanya ingin semuanya berakhir. Antibiotik telah bekerja tetapi semangatnya telah hilang,” kata Sue.

Baca juga: WHO: Varian Delta Dominasi Infeksi Covid-19 Global