Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ebrahim Raisi Pimpin Penghitungan Suara Pilpres Iran, Ucapan Selamat Mengalir

Kompas.com - 19/06/2021, 16:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters,AFP

Di sisi lain, orang-orang yang memberikan suaranya dalam pilpres banyak yang mengaku mencoblos Raisi.

Mereka memilih Raisi karena dia berjanji untuk memerangi korupsi, membantu orang miskin, dan membangun jutaan hunian untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Seorang perawat bernama Sahebiyan mengaku mendukung Raisi karena kampanye anti-korupsinya.

Baca juga: Menanti Presiden Baru Iran, Tokoh Garis Keras Diprediksi Menang

Dia berharap, Raisi akan memajukan Iran dan menyelamatkan orang-orang dari keterpurukan ekonomi, budaya dan sosial.

Sebelum pilpres digelar, AFP mewartakan banyak media di Iran menggadang-gadang Raisi sebagai calon pengganti Khamenei.

Raisi merupakan seorang hakim sekaligus ulama Syiah garis keras berusia 60 tahun. Dia dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca juga: Mantan PM Israel Sebut Iran Bersukacita karena Pemerintah Sekarang Lemah

Rouhani lengser

Sejak revolusi 1979, kekuatan tertinggi di Iran berada di tangan pemimpin tertinggi. Namun, presiden memiliki pengaruh besar di berbagai bidang mulai dari kebijakan industri hingga urusan luar negeri.

Rouhani bakal meninggalkan jabatannya pada Agustus setelah menjabat sebagai Presiden Iran selama dua periode, masing-masing periode berdurasi empat tahun.

Pencapaian penting Rouhani adalah kesepakatan nuklir pada 2015 di mana Teheran bersedia membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Baca juga: AS Waspada Kapal Iran Sampai di Samudra Atlantik, Curiga Pasok Senjata ke Venezuela

Tetapi, harapan Iran yang akan menuai keuntungan pupus pada 2018 ketika presiden AS kala itu Donald Trump membatalkan kesepakatan tersebut.

Tak cukup sampai di situ, Trump juga meluncurkan kampanye yang dia anggap sebagai tekanan maksimum untuk mengisolasi Iran secara diplomatik dan ekonomi.

Iran selalu membantah mengembangkan senjata nuklir. Namun, Trump menuduh Iran masih berencana membuat bom dan mengacaukan Timur Tengah melalui proksi mereka di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.

Baca juga: Putin Bantah Rusia Kirim Satelit Canggih ke Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com