Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Garis Keras Ebrahim Raisi Makin Dekat Jadi Presiden Iran

Kompas.com - 19/06/2021, 15:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com – Calon presiden (capres) Iran Ebrahim Raisi unggul dalam penghitungan suara pemilihan presiden (pilpres) Iran.

Kabar tersebut disampaikan seorang pejabat Iran yang disiarkan televisi pada Sabtu (19/6/2021), berselang sehari setelah pemungutan suara digelar pada Jumat (18/6/2021).

Melansir Reuters, sejauh ini Raisi mendulang 17,8 juta suara. Di sisi lain, lebih dari 28 juta warga Iran dari 59 juta pemilih yang memenuhi syarat telah memberikan suaranya.

Baca juga: Pemilu Iran: Pemungutan Suara Selesai, Ini Para Capresnya

Raisi merupakan seorang hakim sekaligus ulama Syiah garis keras berusia 60 tahun. Dia dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Sebelum pilpres Iran digelar, banyak yang memprediksi Raisi akan memenangi kontestasi karena didukung Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Sebelum pemerintah Iran memberikan pengumuman resmi pemenang pilpres, salah satu saingan Raisi, Abdolnasser Hemmati, mengucapkan selamat kepadanya.

"Saya berharap pemerintahan Anda, di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, akan membuat Republik Iran bangga,” tulis Hemmati dalam suratnya.

Dia menambahkam semogap pemerintahan Raisi mampu meningkatkan mata pencaharian rakyat Iran dan memastikan kesejahteraan bangsa.

Baca juga: Iran Semakin Mendekati Batas Minimal Bahan untuk Membuat Nuklir

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Iran Hassan Rouhani yang akan lengser memberi selamat kepada presiden pilihan rakyat, tanpa menyebutkan nama.

"Karena belum diumumkan secara resmi, saya akan menunda memberikan selamat secara resmi. Tapi sudah jelas siapa yang paling banyak mendapat suara," kata Rouhani.

Calon presiden Iran lainnya juga mengucapkan selamat kepada Raisi.

Raisi adalah pengkritik keras Barat. Para kritikus menuduhnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama beberapa dekade.

Namun, tuduhan itu disangkal para pembelanya. Raisi ditunjuk oleh Khamenei sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran pada 2019.

Baca juga: 4 Alasan Menentukannya Pilpres Iran bagi Barat

Pilpres Iran digelar pada saat yang kritis. Iran dan enam negara besar tengah dalam pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Di sisi lain, pendapatan Iran dari sektor minyak tengah lesu karena dijatuhi sanksi mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018.

Selama kampanye, Raisi tidak menawarkan program politik atau ekonomi yang terperinci. Namun, Raisi mendukung dihidupkannya kembali kesepakatan nuklir.

Di sisi lain, keputusan terakhir mengenai urusan negara, baik itu kebijakan luar negeri maupun nuklir, berada di tangan Khamenei.

Baca juga: Menanti Presiden Baru Iran, Tokoh Garis Keras Diprediksi Menang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com