Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Mulai Inokulasi Covid-19 Gunakan Vaksin Produksi Perusahaan dalam Negeri

Kompas.com - 08/06/2021, 12:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand telah memulai kampanye vaksinasi Covid-19 di tengah kekhawatiran atas pasokan dosis, yang sebagian besar diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik kerajaan.

"Negeri Gajah Putih" menargetkan akan memvaksinasi 70 persen populasi sebelum akhir tahun.

Baca juga: Rencana Vaksinasi Covid-19 Thailand Diprotes dan Diragukan Warganya

Vaksin Covid-19 yang digunakan akan mengandalkan dosis AstraZeneca, yang diproduksi oleh Siam Bioscience.

Melansir Guardian pada Senin (7/6/2021), perusahaan yang dimiliki oleh Raja Maha Vajiralongkorn tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam membuat vaksin.

Meski begitu, perusahaan tersebut juga akan memasok vaksin ke delapan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah Thailand, yang berjuang untuk menahan wabah terburuk di negara itu sejak pandemi dimulai, terus menghadapi kritik.

Pasalnya, pemerintah terlalu bergantung pada satu pemasok dan peluncuran vaksin yang lamban.

Pada 5 Juni, sekitar 4 persen dari populasi telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Pada Senin pagi (7/6/2021), sebanyak 986 pusat vaksin dibuka di seluruh negeri, dan 143.000 orang divaksinasi dalam waktu dua jam, menurut para pejabat.

Kebanyakan dari penerima vaksin adalah orang tua dan orang-orang dengan penyakit bawaan.

Baca juga: Thailand Pamerkan Artefak Berusia 1.000 Tahun yang Dikembalikan dari AS

“Pemerintah akan memastikan bahwa setiap orang divaksinasi,” kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dalam komentar yang disiarkan televisi.

Frustrasi atas kecepatan peluncuran telah berkembang selama beberapa bulan terakhir. Masalahnya varian baru yang lebih menular telah menyebar di penjara, pabrik, dan daerah padat penduduk di Bangkok.

Sementara Thailand telah mencatat kurang dari 29.000 kasus pada awal April, beban kasus kumulatifnya telah meningkat menjadi hampir 180.000.

Pemerintah telah berhenti memberlakukan penguncian penuh. Tetapi sekolah masih ditutup dan masyarakat diimbau untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Prof Anucha Apisarnthanarak, kepala divisi penyakit menular di Universitas Thammasat, mengatakan target vaksinasi Thailand ambisius dan akan sulit dicapai pada akhir tahun.

Dari perhitungannya, perlu waktu antara sembilan hingga 18 bulan untuk memvaksinasi 50 juta orang.

“Tergantung pada seberapa cepat mereka menjalankan program dan seberapa agresif mereka melakukannya. Kerja sama dengan rumah sakit swasta dalam peluncuran bisa mengurangi waktu ini,” katanya.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Thailand Naik Akibat Penjara Penuh Sesak

Para pejabat berencana untuk memberikan 6 juta dosis pada Juni, termasuk beberapa dosis vaksin Covid-19 Sinovac buatan China.

Namun, kekhawatiran atas pasokan tumbuh minggu lalu setelah beberapa rumah sakit menunda janji inokulasi.

Mereka menyatakan tidak memiliki dosis vaksin yang cukup. Satu kelompok rumah sakit mengatakan penundaan itu akan memengaruhi 40.000 orang.

Filipina juga mengonfirmasi kepada Reuters bahwa pengiriman batch pertama dari dosis 17 juta yang dijanjikan Thailand telah tertunda beberapa minggu dan jumlahnya berkurang.

Tidak jelas sejauh mana negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara mungkin terpengaruh.

Namun, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan pada Senin (7/8/2021) bahwa rencana pengiriman negara itu masih sesuai jadwal.

Juru bicara vaksin kementerian kesehatan Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan tidak ada informasi tentang pengiriman itu.

Siam Bioscience tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: Ikut Vaksinasi Covid-19 di Thailand Bisa Dapat Hadiah Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com