Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Turki Dipenuhi "Ingus Laut", Erdogan Beri Peringatan

Kompas.com - 06/06/2021, 11:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

ANKARA, KOMPAS.com - Pantai di sepanjang Laut Marmara dekat Istanbul, Turki dipenuhi lapisan lumpur tebal dan berlendir, merusak kehidupan laut dan industri perikanan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji untuk menyelamatkan pantai Marmara dari "ingus laut" yang menumpuk itu.

Para ahli menyebutkan bahwa polusi dan perubahan ikliam menjadi penyebab "ingus laut" menumpuk di pantai Marmara.

Baca juga: Kapal Kargo Kimia Asal Singapura Tenggelam, Sri Lanka Terancam Bencana Laut Terburuk

"Mudah-mudahan, kita dapat menyelamatkan laut kita dari bencana lendir," kata Erdogan seperti yang dilansir dari BBC pada Minggu (6/6/2021).

"Ingus laut" pertama ditemukan di Turki pada 2007. Pada tahun yang sama, "ingus laut" juga ditemukan di Laut Aegea dekat Yunani.

"Bencana ingus" tersebut diyakini sebagai yang terbesar dalam sejarah Turki, membentang sepanjang Laut Marmara yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Aegea.

Baca juga: Seluas Pulau Madura, Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah dan Hanyut ke Laut

Kejadian itu menjadi malapetaka bagi masyarakat setempat.

Erdogan menyalahkan industri yang membuang limbah yang tidak diolah ke laut, serta menyebutkan meningkatnya suhu mendukung "bencana ingus" terjadi.

Ia mendesak para pejabat untuk menyelidiki "bencana ingus" itu.

"Ketakutan saya adalah, jika ini meluas ke Laut Hitam...masalahnya akan sangat besar. Kita perlu mengambil langkah ini tanpa penundaan," ujarnya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Bangkai Kapal Utuh Tertua di Dunia dari Yunani Kuno Karam di Laut Hitam

Ia mengirim tim beranggotakan 300 orang untuk memeriksa potensi sumber polusi laut tersebut.

Akibat dari "bencana ingus" itu kapal-kapal yang melintasi Laut Marmara harus melewati "ingus laut" yang berbentuk lumpur abu-abu.

Para nelayan juga dilarang melaut untuk sementara waktu karena lumpur itu dapat menyumbat mesin kapal dan jaring mereka.

Penyelam telah melaporkan bahwa sejumlah besar ikan dan spesies laut lainnya mati.

Baca juga: Jepang Akan Buang 1,25 Juta Ton Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Profesor Bayram Ozturk dari Penelitian Kelautan Turki memperingatkan masalah seperti itu akan terus berlanjut kecuali ada investasi baru untuk mengolah dan memurnikan air limbah yang dipompa keluar dari Istanbul.

"Karena pertambahan lendir yang berlebihan, beberapa spesies terancam seperti tiram, remis, bintang laut," kata Prof Ozturk kepada BBC.

"Ini benar-benar bencana," ujarnya.

Baca juga: China Kecam Rencana Jepang Buang 1,25 Juta Ton Limbah Nuklir ke Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com