Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sahkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac ke Anak Usia 3-17 Tahun

Kompas.com - 05/06/2021, 16:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Mothership

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac terhadap anak usia 3 sampai 17 tahun.

Pengumuman ini terjadi beberapa hari setelah vaksin itu juga mendapat izin darurat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sinovac bergabung bersama Pfizer-BioNtech, Moderna, Astra-Zeneca, maupun Johnson&Johnson sebagai vaksin yang disetujui WHO.

Baca juga: Vaksin Sinovac Dapat Persetujuan WHO untuk Penggunaan Darurat

Diberitakan Wall Street Journal, pemberian otorisasi darurat merupakan upaya WHO memberikan vaksin kepada negara berkembang, demi menangkal Covid-19.

China belum memvaksinasi di bawah 18 tahun

Dilansir Mothership Sabtu (5/6/2021), China memberikan izin darurat setelah uji klinis menunjukkan hasil menjanjikan.

Media pemerintah Global Times, vaksin itu sudah menjalani uji fase I dan II melibatkan anak usia 3-17 tahun.

Meski begitu, Chairman Sinovac Yin Weidong berkata, pihaknya belum memutuskan akan mengujicobanya ke anak di bawah 18 tahun.

Jika memang akan diberikan, Yin menuturkan mereka belum menentukan kelompok usia mana yang bakal diprioritaskan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Sangat Efektif di Indonesia, Bagaimana di Negara Lain?

Reuters melaporkan, kelompok minor di "Negeri Panda" tidak terlalu diprioritaskan dalam vaksinasi Covid-19.

Beijing lebih memprioritaskan kelompok lanjut usia yang lebih rentan menunjukkan gejala setelah terpapar virus corona.

Karena itulah, negara adidaya dunia tersebut lebih memfokuskan vaksinasi kepada usia di atas 18 tahun.

Uji coba melibatkan suntikan pendorong ketiga

Reuters mewartakan, uji coba fase II digelar di mana relawan menerima injeksi pendorong ketiga, setelah menyelesaikan dua dosis reguler.

Baca juga: Sudah Tepat, Chile Bela Vaksin Covid-19 Sinovac di Tengah Isu Soal Efektivitas Penggunaan

Disebutkan, terdapat peningkatan tingkat antibodi hingga 10 kali lipat dalam sepekan, dan 20 kali lipat dalam 15 hari.

Meski begitu, Yin memperingatkan vaksin itu butuh studi lanjutan untuk melihat durasi antibodi yang terbentuk.

Jika sudah mendapatkan hasil meyakinkan, barulah mereka bakal merekomendasikan kapan suntikan ketiga diberikan.

Sinovac sendiri dilaporkan sudah menyelesaikan 600 juta dosis, baik jadi maupun setengah jadi, ke 40 negara.

Dalam pernyataan WHO per 1 Juni, vaksin tersebut bisa mencegah virus di pasien bergejala hingga 51 persen.

Baca juga: Nakes Filipina Tidak Diberi Vaksin Sinovac karena Kemanjuran Rendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com