Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Paksa Pesawat Ryanair di Belarus: Insiden Diplomatik Besar, Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Kompas.com - 27/05/2021, 08:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

MINSK,KOMPAS.com - Pesawat Ryanair, yang salah satu penumpangnya adalah Roman Protasevich, mendarat di Bandara Vilnius, Lithuania enam jam sesudah jadwal semula.

Setelah pemaksaan pendaratan pesawat Ryanair di ibu kota Minsk untuk menangkap seorang wartawan terjadi, Presiden Belarus Alexander Lukashenko menuduh pihak yang mengkritik mencoba "mencekik" negaranya.

Baca juga: Kritikus Belarus yang Ditahan dari Pesawat Ryanair, Tampil di TV Mengaku Melakukan Kejahatan

Lukashenko berdalih tindakan itu dilakukan menanggapi ancaman bom yang berasal dari Swiss. Tapi pemerintah Swiss menyatakan tak mengetahui ada ancaman.

Presiden Belarus, yang disebut sebagai “Diktator Terakhir Eropa” itu, mengatakan wartawan yang ditangkap dalam penerbangan dari Yunani ke Lithuania tersebut, merencanakan pemberontakan.

Sementara banyak negara menyebut tindakan itu pembajakan negara, Rusia secara terang-terangan menyatakan tak meragukan pernyataan Lukashenko.

Insiden diplomatik besar

Seorang pilot dalam wawancara dengan BBC mengatakan keputusan Belarus untuk memaksa pesawat penumpang mendarat "benar-benar gegabah".

"Jika pesawat militer mencegat kita dan memberikan perintah kepada kita, kita harus mematuhinya," kata pilot itu.

Belarus mengerahkan pesawat tempur untuk memaksa pesawat penumpang Ryanair beralih haluan.

Semula pesawat itu terbang dari Yunani menuju Lithuania tetapi dipaksa mendarat di Minsk, Belarus pada Minggu (23/05), dengan dalih ada bom di dalam pesawat.

Pada kenyataannya tidak ditemukan bom di pesawat itu.

Baca juga: Ada Bom di Dalam, Ini Isi Percakapan Bandara Belarus dengan Pilot Ryanair

Belarus kemudian menggiring wartawan pendukung oposisi, Roman Protasevich, keluar dari pesawat sesudah pesawat mendarat di ibu kota Belarus.

Bandara tersebut tidak masuk dalam rencana rute penerbangan pesawat Ryanair, seperti dilaporkan wartawan BBC masalah bisnis, Simon Browning.

Mereka yang berkecimpung di penerbangan menyebut peristiwa itu sebagai "insiden diplomatik besar."

Begitu seriusnya kejadian ini sehingga sejumlah sumber mengaku belum pernah mengetahui ada insiden serupa sebelumnya.

Pelanggaran perjanjian internasional

Ketika pesawat terbang di wilayah udara internasional, pesawat itu mengikuti negara di mana pesawat didaftarkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com