Dalam kasus ini, Ryanair diketahui didaftarkan di Polandia sebagai "Ryanair Sun", anak perusahaan maskapai penerbangan Irlandia.
Ketika pesawat terbang di mana pun posisinya, pesawat itu tetap mengikuti kebijakan dari Polandia.
"Untuk mengintervensi pesawat yang sedang terbang adalah insiden diplomatik yang melibatkan negara tempat pendaftaran pesawat," kata seorang sumber di industri penerbangan.
Seorang pilot menambahkan "ini adalah pelanggaran berat terhadap begitu banyak perjanjian internasional".
Hukum internasional yang mengizinkan pesawat terbang di atas wilayah negara-negara lain tanpa perlu mendarat adalah "First Freedom of the Air."
Kebebasan di udara ini penting untuk memungkinkan penumpang dan lalu lintas bergerak dari satu negara ke negara lain.
Baca juga: Dituduh “Bajak” Pesawat Ryanair, Pemerintah Belarus Banjir Kecaman
Keputusan Belarus untuk menyergap pesawat penumpang di udara dan memaksanya mendarat di negara ketiga melanggar undang-undang itu.
Karena alasan itulah bos Ryanair, Michael O'Leary, menyebut insiden itu sebagai "pembajakan yang disponsori negara".
Tetapi Belarus belum menandatangani Perjanjian Transit Layanan Udara Internasional yang mencakup "First Freedom of the Air" dan sejumlah peraturan lainnya.
Pengawalan militer atau penyergapan terjadi terutama karena alasan keamanan, menurut para ahli penerbangan.
Jika penumpang di pesawat, dan warga yang tinggal di kota kecil maupun kota besar berada dalam bahaya, maka negara akan mengambil tindakan untuk melindungi mereka.
Jika Pemandu Lalu Lintas Udara (ATC) kehilangan kontak sementara dengan pesawat, maka operator akan segera berusaha untuk menyambung kembali komunikasi lewat radio.
Namun jika langkah itu gagal dan kru pesawat juga gagal memberikan respons melalui dua frekuensi, maka pesawat militer dapat dikerahkan.
"Pesawat tempur diterbangkan untuk menarik perhatian pesawat dan membuatnya menjalin kontak. Itu juga digunakan untuk memastikan pesawat itu tidak dibajak dan tidak dalam posisi akan jatuh ke sebuah ibu kota,” jelas seorang pilot.
Menurutnya, pihak ATC sangat gelisah ketika sambungan radio dengan pesawat terdiam, sesudah kejadian 9/11.
Baca juga: Bos Ryanair Yakin Agen KGB Ikut Terjun Membajak Pesawat di Belarus