Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbulan-bulan Kudeta Myanmar, Apa Kabar Aung San Suu Kyi?

Kompas.com - 23/05/2021, 11:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Pemimpin junta militer Myanmar untuk pertama kali setelah kekerasan mematikan kudeta meledak, mengabarkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi "dalam kondisi sehat".

Min Aung Hlaing juga mengatakan Suu Kyi akan hadir di pengadilan dalam beberapa hari, seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (22/5/2021).

Suu Kyi diketahui telah menjalani tahanan rumah dan tidak pernah terlihat di depan umum sejak junta militer merebut kendali pemerintahan Myanmar.

Baca juga: Kekerasan Kudeta Myanmar Terus Berlanjut, Jepang Ancam Hentikan Semua Bantuan

Aung Hlaing juga mengulangi klaim penipuan pemilih yang tidak diverifikasi dalam pemilihan umum negara pada November 2020, sebuah pembenaran untuk kudeta militer.

Saat itu, pemungutan suara dalam pemilu saat itu dimenangkan oleh partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Pada 1 Februari, kudeta militer pun terjadi yang membawa Myanmar ke dalam kekacauan. Beberapa bulan kemudian, militer secara brutal melawan pengunjuk rasa dan menahan lebih dari 4.000 orang.

Lebih dari 800 orang telah tewas dalam bentrokan antara militer dengan kelompok sipil anti-kudeta, menurut kelompok pemantauan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Baca juga: Perang Sipil dan Militer Myanmar Pecah di Mindat, Total 750 Tewas Sejak Kudeta

Kabar Aung San Suu Kyi

Min Aung Hlaing berbicara kepada Phonix Television Hong Kong pada Kamis (20/5/2021), tapi wawancara lengkap belum ditayangkan.

Pernyataannya dalam rekaman video wawancara disampaikan dalam bahasa Burma dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin, telah diunggah di media sosial.

"Aung San Suu Kyi dalam keadaan sehat. Dia berada di rumah dan akan hadir di pengadilan dalam beberapa hari," katanya dalam video itu.

Dia kemudian mengulangi klaim militer bahwa NLD melakukan kecurangan pemilu tahun lalu.

Suu Kyi dijadwalkan hadir di pengadilan pada Senin (24/5/2021) di ibu kota Naypiydaw. Namun, dia belum diizinkan untuk berbicara langsung dengan pengacaranya.

Baca juga: Etnis Bersenjata Myanmar Berusaha Tangani Covid-19 secara Mandiri sejak Kudeta

Tuduhan kepada Aung San Suu Kyi

Pemimpin sipil Suu Kyi dan pejabat terpilih lainnya ditangkap pada 1 Februari dalam serangkaian serangan militer pada pagi waktu setempat. Dia hanya terlihat melalui tautan video sejak itu.

Dia telah didakwa dengan sejumlah pelanggaran pidana, yang paling serius menuduhnya melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi negara itu.

Pelanggaran yang lebih ringan yang dituduhkan padanya termasuk melanggar batasan Covid-19 selama kampanye pemilihan tahun lalu, dan memiliki walkie-talkie tanpa izin.

Pada Jumat (21/5/2021), para pemimpin militer mengancam akan membubarkan NLD.

Baca juga: 100 Hari Kudeta Myanmar: Rangkuman Peristiwa dan Perkembangan Terkini

Militer Myanmar telah membenarkan kudeta Februari dengan menuduh kecurangan pemilih besar-besaran dalam pemilu, tetapi tidak memberikan bukti.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Thein Soe mengatakan penyelidikan hasil pemilu hampir selesai.

"Apa yang harus kami lakukan dengan partai yang (bertindak) ilegal? Haruskah kami membubarkan partai atau menuntut mereka yang melakukan (aktivitas ilegal) ini sebagai pengkhianat bangsa?" dia berkata.

Awal pekan ini, pengamat independen mengatakan tidak ada bukti kecurangan dalam pemilu.

Jaringan Asia untuk Pemilihan Umum Bebas, yang memiliki pengamat di lebih dari 400 tempat pemungutan suara, mengatakan hasil pemilu "pada umumnya, mewakili keinginan rakyat Myanmar".

Baca juga: Sejak Kudeta, 80 Personel Hengkang dari Angkatan Udara Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com