Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Nyiragongo Meletus, Warga Evakuasi dalam Kepanikan

Kompas.com - 23/05/2021, 07:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

GOMA, KOMPAS.com - Pemerintah Republik Demokrat (RD) Kongo memerintahkan evakuasi kota timur Goma, setelah aliran lahar dari letusan gunung berapi Gunung Nyiragongo mengarah ke kota perbatasan.

Menteri Komunikasi RD Kongo Patrick Muyaya mengonfirmasi anjuran evakuasi di Twitter pada Sabtu (22/5/2021) malam, bahwa "Rencana evakuasi untuk kota #Goma telah diaktifkan.”

"Pemerintah sedang membahas langkah-langkah mendesak yang harus diambil saat ini," tambahnya.

Baca juga: Usai Viral Video Gunung Emas di RD Kongo, Tambangnya Langsung Ditutup

Rencana evakuasi diaktifkan setelah pertemuan darurat pemerintah untuk membahas situasi tersebut, kata menteri.

Ribuan orang sudah mulai memenuhi jalanan, bahkan sebelum pengumuman resmi itu. Mereka membawa apa yang mereka bisa menuju ke luar kota, yang juga telah mengalami letusan sebelumnya.

Gelombang evakuasi pertama dari kota itu terjadi pada Sabtu pagi (22/5/2021), bahkan sebelum konfirmasi resmi bahwa Gunung Nyiragongo telah meletus, dan memuntahkan asap merah ke langit malam.

Pergerakan itu dilakukan karena warga melaporkan bau belerang di udara dan menyaksikan langit memerah.

Gubernur militer provinsi Kivu Utara, ibukota Goma, "mengonfirmasi letusan gunung berapi Nyiragongo ... sekitar pukul 19.00" sambil meminta ketenangan warga.

"Investigasi sedang dilakukan dan orang-orang harus mengikuti panduan unit perlindungan sipil," kata Jenderal Constant Ndima di radio lokal melansir AFP.

Misi PBB ke RD Kongo sebelumnya mengirim helikopter "di atas zona itu dan mengonfirmasi letusan tersebut", menurut catatan internal yang dilihat oleh AFP.

"Bagaimanapun lahar itu mengalir menuju Rwanda. Kota Goma dan sekitarnya aman," kata misi tersebut, yang dikenal dengan singkatan bahasa Perancis MONUSCO, yang memiliki basis di Goma.

Baca juga: Covid-19 Nepal, Pendaki Gunung Everest Didesak Bawa Turun Tabung Oksigen Bekas

Lahar masuk kota

Namuan pada Minggu pagi (23/5/2021) pejabat kota menyatakan aliran lava mencapai bandara kota Goma.

"Situasinya memburuk," kata seorang pejabat dari Taman Nasional Virunga, di mana gunung berapi yang meletus itu berada. Dia mengatakan hal itu dalam sebuah pesan kepada staf, yang disalin oleh AFP.

"Selain aliran lahar di timur laut (Kibumba / Rwanda), alirannya juga turun di kota. Sekarang sudah sampai di bandara," ujarnya.

Pejabat itu menambahkan bahwa aliran lahar kemungkinan mencapai tepi Danau Kivu.

Letusan Nyiragongo mirip dengan letusan tahun 2002, tambahnya, meminta seluruh warga sekitar bandara untuk "mengungsi tanpa penundaan".

Listrik sudah terputus di sebagian besar kota, ketika ratusan penduduk mulai meninggalkan rumah mereka pada Sabtu (22/5/2021).

Beberapa keluar dari selatan kota menuju pos perbatasan terdekat dengan Rwanda. Sementara yang lain menuju ke barat menuju Sake, di wilayah tetangga, Kongo, Masisi.

"Langit menjadi merah," kata seorang warga, Carine Mbala, kepada AFP melalui telepon pada Sabtu (22/5/2021).

"Ada bau belerang. Di kejauhan Anda bisa melihat api raksasa keluar dari gunung. Tapi belum ada gempa," tambahnya.

"Orang-orang akan pergi atau bersiap untuk pergi," kata seorang penduduk lain kepada AFP, ketika jalan-jalan mulai penuh, beberapa membawa barang-barang mereka sebanyak mungkin.

"Saya membawa anak-anak dan masuk ke mobil. Ada risiko lahar akan mengalir di Goma, Anda tidak pernah tahu," kata yang lain.

Penduduk Goma lainnya mengatakan dua pesawat lepas landas dari bandara Goma malam itu, ketika biasanya tidak ada penerbangan malam hari.

Tak lama kemudian, jalanan dipenuhi orang dengan mobil, sepeda motor atau berjalan kaki, menuju ke luar kota.

Baca juga: St Vincent Bersiap Hadapi Letusan Gunung La Soufriere Lagi

Harus segera mengungsi

"Semua orang di kota ini tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi letusan," kata Joseph Makundi, koordinator perlindungan sipil untuk wilayah Kivu Utara, berbicara di radio lokal.

"Anda tidak harus panik."

Dia meminta para ibu harus mengumpulkan anak-anak mereka dan mengambil barang-barang yang diperlukan seperti dokumen penting termasuk kartu identitas, ijazah, serta makanan untuk perjalanan tersebut.

Sebelumnya, dalam laporan 10 Mei, Observatorium Vulkanologi Goma memperingatkan bahwa aktivitas seismik di sekitar gunung berapi telah meningkat dan memerlukan pemantauan yang cermat.

Pada Sabtu (22/5/2021), Observatorium memantau arah aliran lava, dan mengatakan bahwa untuk saat ini sedang menuju ke Rwanda.

Terakhir kali Nyiragongo meletus adalah 17 Januari 2002. Bencana alam itu menewaskan lebih dari seratus orang, dan menutupi hampir seluruh bagian timur Goma dengan lahar, termasuk setengah dari landasan pendaratan bandara.

Sementara ratusan ribu orang meninggalkan kota saat itu.

Letusan paling mematikan dari gunung berapi setinggi 3.000 meter itu terjadi pada 1977, ketika lebih dari 600 orang meninggal.

Goma terletak di sisi selatan gunung dan menghadap ke Danau Kivu.

Wilayah Goma, yang terletak di provinsi Kivu Utara, berbatasan dengan Rwanda dan Uganda, dan memiliki enam gunung berapi, semuanya lebih tinggi dari 3.000 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com