GOMA, KOMPAS.com - Pemerintah Republik Demokrat (RD) Kongo memerintahkan evakuasi kota timur Goma, setelah aliran lahar dari letusan gunung berapi Gunung Nyiragongo mengarah ke kota perbatasan.
Menteri Komunikasi RD Kongo Patrick Muyaya mengonfirmasi anjuran evakuasi di Twitter pada Sabtu (22/5/2021) malam, bahwa "Rencana evakuasi untuk kota #Goma telah diaktifkan.”
"Pemerintah sedang membahas langkah-langkah mendesak yang harus diambil saat ini," tambahnya.
Baca juga: Usai Viral Video Gunung Emas di RD Kongo, Tambangnya Langsung Ditutup
Rencana evakuasi diaktifkan setelah pertemuan darurat pemerintah untuk membahas situasi tersebut, kata menteri.
Ribuan orang sudah mulai memenuhi jalanan, bahkan sebelum pengumuman resmi itu. Mereka membawa apa yang mereka bisa menuju ke luar kota, yang juga telah mengalami letusan sebelumnya.
Gelombang evakuasi pertama dari kota itu terjadi pada Sabtu pagi (22/5/2021), bahkan sebelum konfirmasi resmi bahwa Gunung Nyiragongo telah meletus, dan memuntahkan asap merah ke langit malam.
Pergerakan itu dilakukan karena warga melaporkan bau belerang di udara dan menyaksikan langit memerah.
Gubernur militer provinsi Kivu Utara, ibukota Goma, "mengonfirmasi letusan gunung berapi Nyiragongo ... sekitar pukul 19.00" sambil meminta ketenangan warga.
"Investigasi sedang dilakukan dan orang-orang harus mengikuti panduan unit perlindungan sipil," kata Jenderal Constant Ndima di radio lokal melansir AFP.
Misi PBB ke RD Kongo sebelumnya mengirim helikopter "di atas zona itu dan mengonfirmasi letusan tersebut", menurut catatan internal yang dilihat oleh AFP.
"Bagaimanapun lahar itu mengalir menuju Rwanda. Kota Goma dan sekitarnya aman," kata misi tersebut, yang dikenal dengan singkatan bahasa Perancis MONUSCO, yang memiliki basis di Goma.
Baca juga: Covid-19 Nepal, Pendaki Gunung Everest Didesak Bawa Turun Tabung Oksigen Bekas
Namuan pada Minggu pagi (23/5/2021) pejabat kota menyatakan aliran lava mencapai bandara kota Goma.
"Situasinya memburuk," kata seorang pejabat dari Taman Nasional Virunga, di mana gunung berapi yang meletus itu berada. Dia mengatakan hal itu dalam sebuah pesan kepada staf, yang disalin oleh AFP.
"Selain aliran lahar di timur laut (Kibumba / Rwanda), alirannya juga turun di kota. Sekarang sudah sampai di bandara," ujarnya.
Pejabat itu menambahkan bahwa aliran lahar kemungkinan mencapai tepi Danau Kivu.
Letusan Nyiragongo mirip dengan letusan tahun 2002, tambahnya, meminta seluruh warga sekitar bandara untuk "mengungsi tanpa penundaan".
BREAKING: Lava reaches the city of Goma after Mount Nyiragongo in DR Congo erupts pic.twitter.com/7H4CsLOB9Y
— BNO News (@BNONews) May 22, 2021
Beberapa keluar dari selatan kota menuju pos perbatasan terdekat dengan Rwanda. Sementara yang lain menuju ke barat menuju Sake, di wilayah tetangga, Kongo, Masisi.
"Langit menjadi merah," kata seorang warga, Carine Mbala, kepada AFP melalui telepon pada Sabtu (22/5/2021).
"Ada bau belerang. Di kejauhan Anda bisa melihat api raksasa keluar dari gunung. Tapi belum ada gempa," tambahnya.
"Orang-orang akan pergi atau bersiap untuk pergi," kata seorang penduduk lain kepada AFP, ketika jalan-jalan mulai penuh, beberapa membawa barang-barang mereka sebanyak mungkin.
"Saya membawa anak-anak dan masuk ke mobil. Ada risiko lahar akan mengalir di Goma, Anda tidak pernah tahu," kata yang lain.
Penduduk Goma lainnya mengatakan dua pesawat lepas landas dari bandara Goma malam itu, ketika biasanya tidak ada penerbangan malam hari.
Tak lama kemudian, jalanan dipenuhi orang dengan mobil, sepeda motor atau berjalan kaki, menuju ke luar kota.
Baca juga: St Vincent Bersiap Hadapi Letusan Gunung La Soufriere Lagi
"Semua orang di kota ini tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi letusan," kata Joseph Makundi, koordinator perlindungan sipil untuk wilayah Kivu Utara, berbicara di radio lokal.
"Anda tidak harus panik."
Dia meminta para ibu harus mengumpulkan anak-anak mereka dan mengambil barang-barang yang diperlukan seperti dokumen penting termasuk kartu identitas, ijazah, serta makanan untuk perjalanan tersebut.
VOLCANIC MOUNT Nyiragongo in Goma, the DR Congo, erupts for the first time since 2002, government says residents nearby asked to leave.
Video Courtesy of UN pic.twitter.com/AqJOdwWvJh
— Nation Breaking News (@NationBreaking) May 22, 2021
Sebelumnya, dalam laporan 10 Mei, Observatorium Vulkanologi Goma memperingatkan bahwa aktivitas seismik di sekitar gunung berapi telah meningkat dan memerlukan pemantauan yang cermat.
Pada Sabtu (22/5/2021), Observatorium memantau arah aliran lava, dan mengatakan bahwa untuk saat ini sedang menuju ke Rwanda.
Terakhir kali Nyiragongo meletus adalah 17 Januari 2002. Bencana alam itu menewaskan lebih dari seratus orang, dan menutupi hampir seluruh bagian timur Goma dengan lahar, termasuk setengah dari landasan pendaratan bandara.
Sementara ratusan ribu orang meninggalkan kota saat itu.
Letusan paling mematikan dari gunung berapi setinggi 3.000 meter itu terjadi pada 1977, ketika lebih dari 600 orang meninggal.
Goma terletak di sisi selatan gunung dan menghadap ke Danau Kivu.
Wilayah Goma, yang terletak di provinsi Kivu Utara, berbatasan dengan Rwanda dan Uganda, dan memiliki enam gunung berapi, semuanya lebih tinggi dari 3.000 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.