KINGSTOWN, KOMPAS.com - Pemerintah pulau St Vincent mengevakuasi 16.000 penduduk, setelah status Gunung La Soufriere mengkhawatirkan.
Menurut seimolog, gunung api itu bisa meletus sewaktu-waktu, dengan "pemberitahuan yang muncul begitu minim".
Puluhan ribu orang itu tinggal di zona merah karena dekat gunung, dan bakal dievakuasi ke bagian pulau yang lebih aman atau dengan kapal.
Baca juga: Video Viral Tim Rugbi Berlatih dengan Latar Belakang Gunung Meletus
Gunung itu disebut sudah menunjukkan aktivitas seismik sejak Desember 2020. Namun, beberapa hari terakhir mengalami peningkatan.
Peningkatan itu memicu kekhawatiran Gunung La Soufriere akan mengalami letusan besar, yang berpotensi menghancurkan.
Latest images of the dome taken before sunset from the summit camera by @VincieRichie shows the dome now glowing and the height is now estimated to be above the southern crater wall. Follow us and @NEMOSVG for more info. #volcano #svg #lasoufrière #redalert pic.twitter.com/t498dx6fWr
— UWISeismic Research (@uwiseismic) April 8, 2021
Tayangan yang dirilis University of the West Indies Seismic Research Centre (UWI-SRC) menunjukkan kubah gunung mulai bersinar.
Dilansir Russian Today Jumat (9/4/2021), awan uap mulai berkumpul di sekitar puncak La Soufriere.
Pada Kamis (8/4/2021), para peneliti mencatat adanya enam getaran vulkanik terpisah, di mana diyakini magma sudah mendekati permukaan kawah.
Gunung berapi tersebut juga memuntahkan abu, semakin meyakini bahwa La Soufriere berada di ambang erupsi.
Baca juga: Tanda-tanda Gunung Meletus
"Letusan efusif terus berlanjut, dan fase ledakan mungkin dimulai dengan sedikit peringatan," jelas UWI-SRC.
Seismolog tidak bisa memberikan prediksi pasti dengan pasti kapankah gunung itu akan meletus di St Vincent.
Namun, Profesor Richard Roberton sebagai pemimpin tim menyatakan, dia takkan terkejut jika erupsi terjadi 24-48 jam ke depan.
Karena itu, Perdana Menteri St Vincent Ralph Gonsalves memerintahkan agar warga di timur laut dan barat daya untuk mengungsi secepatnya.
PM Gonsalves menyatakan, kapal pesiar Royal Caribbean akan berlayar untuk mengangkut warga di zona merah.
Baca juga: 6 Bencana Alam Dahsyat dalam Sejarah Dunia, Salah Satunya Letusan Gunung Tambora
Namun, pemerintah menyebut hanya mereka yang sudah divaksinasi Covid-19 yang bisa naik ke atas kapal.
Karena itu, muncul kekhawatiran vaksinasi akan bisa dilakukan tepat waktu sebelum erupsi terjadi.
Diyakini, mereka yang belum divaksin terpaksa diarahkan ke bagian lain pulau yang dianggap aman.
Kali terakhir La Soufriere meletus pada 1979 tanpa adanya korban. Pada erupsi 1902, sebanyak 1.600 penduduk tewas.
Baca juga: Letusan Gunung Berapi Etna Terangi Langit Malam dengan Tinggi Lava Lebih dari 1.500 Meter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.