Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Corona India Belum Terkendali, Dikhawatirkan Jadi Ancaman Dunia

Kompas.com - 07/05/2021, 18:52 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – Tsunami Covid-19 India tak hanya menghancurkan negara itu, namun juga menjadi ancaman bagi seluruh dunia.

Hal itu diutarakan oleh pemimpin oposisi pemerintah India, Rahul Gandhi, pada Jumat (7/5/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Melalui sebuah surat, Gandhi memohon kepada Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mempersiapkan lockdown nasional.

Baca juga: Tsunami Covid-19 di India Begitu Buruk, Ini Penyebabnya

Selain itu, dia juga meminta Modi untuk mempercepat program vaksinasi di seluruh negeri melacak virus corona beserta mutasinya.

Gandhi mengatakan, “Negeri Anak Benua” bertanggung jawab untuk menghentikan “ledakan” kasus Covid-19 di dalam negeri.

Dia menambahkan, India adalah bukti bahwa virus corona bisa bermutasi menjadi varian yang lebih menular dan lebih berbahaya.

“Pandemi telah menunjukkan bahwa ukuran, keragaman genetik, dan kompleksitas kita membuat India subur bagi virus untuk bermutasi dengan cepat, mengubah dirinya menjadi bentuk yang lebih menular dan lebih berbahaya," tulis Gandhi.

"Membiarkan penyebaran virus yang tidak terkendali di negara ini akan menghancurkan, tidak hanya bagi rakyat tetapi juga bagi seluruh dunia,” imbuh Gandhi.

Baca juga: Dalam Sepekan, Kasus Covid-19 di India Bertambah 1,57 Juta

Varian Covid-19 India alias B.1.617 yang sangat menular telah menyebar ke negara lain seperti Inggris.

Kasus tersebut memaksa negara-negara lain di dunia untuk memotong atau membatasi pergerakan orang dari India.

Hanya dalam waktu sepekan, Covid-19 di India bertambah 1,57 juta kasus akibat tsunami virus corona yang menggulung negara itu.

Terbaru, pada Jumat, India melaporkan 414.188 kasus harian terbaru dan 3.915 kematian akibat virus corona dalam sehari.

Melansir Reuters, total korban tewas akibat Covid-19 di India sebanyak 234.083 jiwa.

Baca juga: Video Ungkap Pasien Covid-19 di India Meninggal di Bangsal yang Terkunci

India digulung tsunami Covid-19 dalam gelombang kedua dengan total kasus Covid-19 mencapai 21,49 juta kasus.

Kasus-kasus infeksi Covid-19 di India tak hanya terjadi di kota-kota besar yang penuh sesak, melainkan juga ke desa-desa terpencil.

Para ahli kesehatan menduga, kasus virus corona di India yang sebenarnya adalah lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi.

Modi dibanjiri kritik karena tidak segera bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua. Pemerintah Modi juga dikritik karena menunda program vaksinasi di India.

Sebelum digulung tsunami Covid-19, ada festival keagamaan berskala besar dan demonstrasi politik yang menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut para ahli kesehatan, vaksinasi merupakan satu-satunya harapan untuk mengendalikan gelombang kedua Covid-19 di India.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Nepal dalam Ancaman Bahaya Krisis Kesehatan seperti India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com