DELHI, KOMPAS.com - Sebuah video di India memperlihatkan pasien Covid-19 meninggal karena kekurangan oksigen di bangsal yang terkunci.
Kejadian tragis itu terjadi di Rumah Sakit Kriti, sebuah klinik swasta yang berlokasi dekat ibu kota New Delhi.
Berawal pada Jumat pekan lalu (30/4/2021), keluarga pasien diberi tahu bahwa persediaan oksigen sudah habis.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Nepal dalam Ancaman Bahaya Krisis Kesehatan seperti India
Keluarga pasien yang mengaku membayar 1.000 poundsterling (Rp 19,8 juta) per hari segera menuju rumah sakit.
Namun, yang mereka temukan adalah ruang perawatan intensif (ICU) berisi pasien Covid-19 ternyata terkunci.
Dilansir Daily Mail Kamis (6/5/2021), mereka menemukan kerabat mereka sudah meninggal saat pintu ICU dibuka.
Polisi setempat dipanggil untuk meredakan situasi, karena keluarga pasien yang marah hendak menyerang staf rumah sakit yang bersembunyi di kantin.
Setelah video itu viral pada Rabu (5/5/2021), kepolisian menerangkan klinik itu tak berwenang merawat pasien virus corona.
Kabar memilukan itu terjadi setelah India tengah berjibaku dengan gelombang kedua virus corona.
Dalam 24 jam terakhir waktu setempat, negara itu mencatatkan rekor dengan 412.262 kasus dan 3.980 kematian.
Rumah Sakit Kriti mempunyai 50 ranjang untuk pasien corona. Menurut keterangan dokter di sana, mereka yang meninggal berusia antara 40 sampai 80 tahun.
Manajemen rumah sakit membenarkan dokter dan perawat yang bertugas "menyembunyikan diri" sejak video itu viral.
"Karena takut kehilangan nyawa, mereka bersembunyi di kantin karena tidak ingin diserang keluarga pasien," ujar manajemen.
Baca juga: Distribusi Bantuan Covid-19 di India Dicurigai Ditahan Pemerintah
Direktur Swati Rathore mengaku, dia sudah meminta keluarga memindahkan kerabatnya karena oksigen di tempat mereka menipis.
Namun meski sudah melayangkan permohonan berkali-kali, kerabat penderita tidak ada yang datang hingga mereka mati.
K Vijay Raghavan, penasihat medis pemerintah menerangkan, gelombang ketiga virus corona tidak bisa dihindari.
"Tidak bisa diketahui kapan fase tiga ini akan menyerang. Kami tentu harus mempersiapkan kedatangannya," jelas Raghavan.
Baca juga: Covid-19 di Brasil Justru Lebih Mematikan daripada India, Ini Sebabnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.