Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ungkap Pasien Covid-19 di India Meninggal di Bangsal yang Terkunci

Kompas.com - 07/05/2021, 12:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

DELHI, KOMPAS.com - Sebuah video di India memperlihatkan pasien Covid-19 meninggal karena kekurangan oksigen di bangsal yang terkunci.

Kejadian tragis itu terjadi di Rumah Sakit Kriti, sebuah klinik swasta yang berlokasi dekat ibu kota New Delhi.

Berawal pada Jumat pekan lalu (30/4/2021), keluarga pasien diberi tahu bahwa persediaan oksigen sudah habis.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Nepal dalam Ancaman Bahaya Krisis Kesehatan seperti India

Keluarga pasien yang mengaku membayar 1.000 poundsterling (Rp 19,8 juta) per hari segera menuju rumah sakit.

Namun, yang mereka temukan adalah ruang perawatan intensif (ICU) berisi pasien Covid-19 ternyata terkunci.

Dilansir Daily Mail Kamis (6/5/2021), mereka menemukan kerabat mereka sudah meninggal saat pintu ICU dibuka.

Polisi setempat dipanggil untuk meredakan situasi, karena keluarga pasien yang marah hendak menyerang staf rumah sakit yang bersembunyi di kantin.

Setelah video itu viral pada Rabu (5/5/2021), kepolisian menerangkan klinik itu tak berwenang merawat pasien virus corona.

Kabar memilukan itu terjadi setelah India tengah berjibaku dengan gelombang kedua virus corona.

Baca juga: PM India Dikecam di Tengah Tsunami Covid-19, Dorong Anggaran Rp 25,8 Triliun untuk Bangun Parlemen dan Rumah Dinas

Dalam 24 jam terakhir waktu setempat, negara itu mencatatkan rekor dengan 412.262 kasus dan 3.980 kematian.

Rumah Sakit Kriti mempunyai 50 ranjang untuk pasien corona. Menurut keterangan dokter di sana, mereka yang meninggal berusia antara 40 sampai 80 tahun.

Manajemen rumah sakit membenarkan dokter dan perawat yang bertugas "menyembunyikan diri" sejak video itu viral.

"Karena takut kehilangan nyawa, mereka bersembunyi di kantin karena tidak ingin diserang keluarga pasien," ujar manajemen.

Baca juga: Distribusi Bantuan Covid-19 di India Dicurigai Ditahan Pemerintah

Direktur Swati Rathore mengaku, dia sudah meminta keluarga memindahkan kerabatnya karena oksigen di tempat mereka menipis.

Namun meski sudah melayangkan permohonan berkali-kali, kerabat penderita tidak ada yang datang hingga mereka mati.

K Vijay Raghavan, penasihat medis pemerintah menerangkan, gelombang ketiga virus corona tidak bisa dihindari.

"Tidak bisa diketahui kapan fase tiga ini akan menyerang. Kami tentu harus mempersiapkan kedatangannya," jelas Raghavan.

Baca juga: Covid-19 di Brasil Justru Lebih Mematikan daripada India, Ini Sebabnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com