Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Sebut Varian Mutasi Ganda Jadi Biang Keladi Tsunami Covid-19

Kompas.com - 06/05/2021, 14:33 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com – India mengatakan, penyebab gelombang kedua Covid-19 di sana kemungkinan besar disebabkan oleh varian mutasi ganda yang pertama kali ditemukan pada Maret.

Sampel dengan varian mutasi ganda B.1.617 telah ditemukan di beberapa negara bagian dan dalam jumlah kasus yang tinggi.

Namun, seorang pejabat di Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India mengatakan, mereka masih belum bisa sepenuhnya menemukan korelasi antara varian mutasi ganda dan tsunami Covid-19 di India saat ini.

Baca juga: Krematorium India Bakar Korban Covid-19 di Lahan Parkir dan Berlakukan Antrean Tiket

Melansir BBC, Kamis (6/5/2021), varian mutasi ganda adalah ketika dua mutasi bersatu dalam virus yang sama.

Sementara itu, India melaporkan 412.000 kasus baru dalam kurun waktu 24 jam pada Rabu (5/5/2021) dan 3.980 kematian akibat virus corona.

Seorang penasihat ilmiah utama pemerintah India, K VijayRaghavan, mengakui bahwa para ahli tidak mengantisipasi keganasan lonjakan kasus virus corona di india.

Baca juga: Delapan Singa Asia di Kebun Binatang India Dinyatakan Positif Covid-19

Bahkan, dia memperingatkan bahwa India harus siap untuk menghadapi gelombang Covid-19 yang akan datang.

Tsunami Covid-19 di India saat ini telah melumpuhkan sistem perawatan kesehatan karena habisnya tempat tidur, oksigen, dan bahkan ruang krematorium.

Beberapa negara bagian di India menerapkan lockdown dan jam malam lokal. Tapi, pemerintah pusat enggan memberlakukan lockdown nasional karena khawatir akan berdampak pada perekonomian.

Baca juga: Dokter Residen India, Putuskan Hidup-Mati Pasien dalam Tugas Jaga Mencekam

Varian mutasi ganda

Dari sekitar 13.000 sampel yang diurutkan, lebih dari 3.500 sampel ditemukan varian yang menjadi perhatian, termasuk B.1.617, di delapan negara bagian.

Varian B.1.617 dilaporkan di beberapa negara bagian yang melaporkan lonjakan termasuk Maharashtra, Karnataka, West Bengal, Gujarat, dan Chhattisgarh.

Seorang ahli virologi, Shahid Jameel, mengatakan kepada wartawan BBC Vikas Pandey bahwa India baru memulai pengurutan "dengan benar" pada pertengahan Februari.

Baca juga: WHO: India Sumbang 46 Persen Kasus Baru Covid-19 di Dunia

Dia menuturkan, India mengurutkan lebih dari 1 persen dari semua sampel saat ini.

"Sebagai perbandingan, Inggris mengurutkan pada 5-6 persen pada puncak pandemi. Tetapi Anda tidak dapat membangun kapasitas seperti itu dalam semalam," kata Jameel.

Dia menambahkan, meski pemerintah pusat sekarang mengatakan ada korelasi antara varian mutasi ganda dengan tsunami Covid-19, klaim tersebut tidak sepenuhnya terbukti.

“Kami telah menyarankan negara bagian untuk memperkuat respons kesehatan masyarakat,” kata Sujeet Singh dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India.

Baca juga: Dua Positif Covid-19, Delegasi India di KTT G-7 Inggris Isolasi Mandiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com