Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2021, 10:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

KHATMANDU, KOMPAS.com - Nepal menghadapi peringatan kasus Covid-19 yang berpotensi menimbulkan krisis kesehatan menyerupai India.

Kasus Covid-19 di Nepal meroket, rumah sakit kewalahan, dan perdana menteri negara itu meminta bantuan dari negara lain, kondisi yang familiar menimpa India.

Nepal sekarang melaporkan sekitar 20 kasus Covid-19 setiap hari per 100.000 orang, jumlah yang hampir sama dengan yang dilaporkan India dua pekan lalu.

Baca juga: PM India Dikecam di Tengah Tsunami Covid-19, Dorong Anggaran Rp 25,8 Triliun untuk Bangun Parlemen dan Rumah Dinas

Akhir pekan lalu, 44 persen tes Covid-19 di Nepal hasilnya kembali positif, menurut angka pemerintah yang dikutip oleh Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), sebagai peringatan potensi krisis kesehatan mendatang.

"Apa yang terjadi di India saat ini adalah gambaran mengerikan dari masa depan Nepal, jika kita tidak dapat menahan gelombang Covid-19 terbaru yang merenggut lebih banyak nyawa setiap menit," kata Ketua Palang Merah Nepal Dr Netra Prasad Timsina dalam sebuah pernyataan.

Penyebaran Covid-19 di Nepal yang berlangsung cepat telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Nepal sedang tertatih-tatih di ambang krisis kesehatan yang sama dahsyatnya dengan India, atau bahkan bisa lebih buruk.

Nepal memiliki sistem kesehatan yang rapuh, dengan lebih sedikit dokter per kapita dibandingkan India.

Baca juga: Distribusi Bantuan Covid-19 di India Dicurigai Ditahan Pemerintah

Tingkat vaksinasi juga lebih rendah, sedangkan tingkat kasus positif Covid-19 di Nepal tinggi.

Hal itu menunjukkan bahwa Nepal tidak akan cukup mampu menangani banyaknya kasus.

Acara publik massal, termasuk festival, pertemuan politik, dan pernikahan, telah memungkinkan kasus Covid-19 di Nepal menyebar, bersama dengan kepuasan diri masyarakat umum dan tindakan pemerintah yang lambat.

"Situasi ini semakin memburuk dari hari ke hari dan mungkin tidak terkendali di masa depan," kata Dr Samir Adhikari, juru bicara Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal, pada Senin (3/5/2021).

Meskipun demikian, Nepal telah memperketat perbatasan dan memberlakukan lockdown di wilayah yang paling parah terkena dampaknya Covid-19, beberapa ketakutan terhadap ketidakmampuan negara menangani pandemi telah menyebar ke seluruh ibu kota hingga basecamp Gunung Everest.

Baca juga: Krisis Covid-19 India Menjalar, Nepal Mulai Kehabisan Tempat di Rumah Sakit

Pada Kamis (30/4/2021), pihak berwenang memberlakukan lockdown dua pekan di Kathmandu, tetapi sebelum itu berlaku, beberapa pekerja migran kembali ke rumah.

Menimbulkan kekhawatiran bahwa para migran mungkin telah menyebarkan Covid-19 ke daerah-daerah terpencil. Sementara itu, di desa-desa sering kali memiliki banyak orang tua, tetapi perawatan kesehatan terbatas.

Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah migrasi pra-lockdown akan menyebabkan lonjakan lain, kata Adhikari.

Gita Kuchikar, seorang pekerja kebersihan berusia 45 tahun dan ibu tiga anak di Kathmandu, kehilangan pekerjaannya karena lockdown kota. Ia lalu khawatir tentang pendidikan anak-anaknya.

"Saya takut karena di Nepal kasus (Covid-19) meningkat seperti di India. Saya tidak tahu bagaimana pemerintah kita akan menangani situasi ini," katanya.

Baca juga: Bank Dunia Pinjami 700 Juta Dollar AS Lebih untuk Program Vaksinasi Covid-19 di Afghnistan, Bangladesh dan Nepal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com