BEIJING, KOMPAS.com – Sejumlah ahli strategi Barat khawatir China mengubah beberapa pulau di Samudra Pasifik menjadi pangkalan militer.
Terbaru, muncul laporan bahwa sebuah lapangan terbang terlantar di sebuah pulau terpencil di di Republik Kiribati, Pasifik, akan segera diperbaiki oleh China.
China dan Kiribati mempererat hubungannya dan telah memulai proyek kerja sama terbaru, termasuk investasi infrastruktur, perdagangan, dan pertukaran budaya.
Baca juga: China Sebut Kerusakan dari Roket yang Bakal Jatuh Tak Terkendali Sangat Kecil
Seorang anggota parlemen Kiribati Gilbertese Tessie Lambourne mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Presiden Kiribati Taneti Maamau telah bernegosiasi dengan China untuk memperbaiki lapangan udara di Pulau Kanton.
Namun, tidak jelas apakah perbaikan lapangan udara tersebut terkait dengan proyek Belt and Road Initiative yang diusung China.
“Pemerintah belum membagikan biaya dan detail lainnya selain studi kelayakan untuk perbaikan landasan pacu dan jembatan,” kata Lambourne kepada Reuters.
Melansir Sputnik, Kamis (6/5/2021), Pulau Kanton terletak 2.977 kilometer barat daya Hawaii dan 1.287 kilometer di utara wilayah AS di Samoa Amerika.
Baca juga: AS Tidak Akan Tembak Roket China yang Bakal Jatuh Tak Terkendali ke Bumi
Lapangan terbang tersebut terletak di sudut barat laut Pulau Kanton. Landasan udara itu dibangun pada 1940-an oleh Angkatan Laut AS.
Pulau Kanton sendiri hanya memiliki puluhan penduduk dan lapangan terbang tersebut hanya digunakan secara sporadis sejak Perang Dunia II.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, jika lapangan terbang itu diperbaiki, Pulau Kanton akan menjadi semacam “kapal induk” tetap.
Namun, jika lapangan terbang tersebut disulap menjadi fasilitas militer, konstruksinya akan membutuhkan banyak upaya seperti pembangunan hanggar, fasilitas perbaikan, penyimpanan, dan pemukiman.
Baca juga: Pentagon Waspadai Jatuhnya Roket China di Wilayah Berpenghuni
Sebuah lembaga think tank yang berbasis di Australia, Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), khawatir bahwa Beijing akan memperluas instalasi pulau di Kiribati serta membentenginya.
ASPI menambahkan, langkah yang dilakukan China terhadap pulau di Kiribati tersebut sama dengan strategi yang diimplementasikan di beberapa pulau di Laut China Selatan.
ASPI menuduh China berupaya membuat kontrol atas jalur komunikasi laut trans-Pasifik yang vital dengan kedok membantu pembangunan ekonomi dan adaptasi perubahan iklim.
Lembaga think tank itu mencatat, pulau-pulau di Pasifik rentan terhadap pengaruh China karena mereka cukup tergantung dengan negara lain guna mendapatkan dukungan keuangan.
Media The Drive, melalui rubrik The War Zone, mencatat jika lapangan terbang di Pulau Kanton menjadi fasilitas militer, kemungkinan besar akan digunakan sebagai pangkalan armada drone pengintai tak berawak yang digunakan oleh China.
Baca juga: Cetak Sejarah, China Jadi Konsumen Terbesar Cerutu Kuba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.