Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krematorium India Bakar Korban Covid-19 di Lahan Parkir dan Berlakukan Antrean Tiket

Kompas.com - 06/05/2021, 13:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Krematorium India harus menggunakan lahan parkir atau lahan terbuka lainnya, dan memberlakukan sistem antrean tiket, demi memenuhi lonjakan kebutuhan kremasi korban gelombang kedua Covid-19.

Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus Covid-19 harian baru di India telah berulang kali memecahkan rekor global.

Di saat yang sama ribuan kematian baru setiap hari tercatat. Kondisi ini mendorong peningkatan permintaan kremasi, sebagai ritus kematian standar dalam agama Hindu, yang dominan dalam masyarakat India.

Krematorium yang kewalahan terus tertekan, meski layanan ini sudah bekerja nyaris 24 jam.

Baca juga: WHO: India Sumbang 46 Persen Kasus Baru Covid-19 di Dunia

Staf di krematorium Seemapuri di New Delhi baru-baru ini mendirikan beberapa platform pembakaran ekstra di tempat parkir untuk memenuhi permintaan yang mengejutkan, menurut laporan Insider.

"Sebelum pandemi, kami biasa mengkremasi delapan hingga 10 orang sehari. Sekarang, kami mengkremasi 100 hingga 120 sehari,” ujar Jitender Singh Shunty, kepala krematorium Seemapuri, kepada CNN.

Krematorium sangat sibuk, sehingga keluarga yang datang dengan kerabat yang sudah meninggal sekarang diminta untuk mengambil tiket. Mereka harus bergabung dalam antrean untuk menunggu giliran pembakaran.

Di kota Gurgaon, di negara bagian Haryana utara, staf di krematorium Madanpuri juga mengubah tempat parkir menjadi tempat kremasi sementara pada Senin (3/4/2021), menurut laporan The Times of India.

"Kami hanya memiliki ruang untuk mengkremasi 30 jenazah pada waktu tertentu. Kami terpaksa mendirikan 10 platform di area parkir," kata seorang juru kunci di krematorium kepada surat kabar tersebut.

Baca juga: Masalah Ini Buat Perjuangan Melawan Covid-19 di India Makin Sulit

Di sebuah krematorium besar di negara bagian Gujarat bagian barat, beberapa bagian logam dilaporkan mulai meleleh karena sudah dipakai begitu lama.

Dalam upaya membantu krematorium yang meluap, pihak berwenang di New Delhi juga membangun situs kremasi darurat di taman umum kota.

The Hindu melaporkan Krematorium Sarai Kale Khan juga telah menyiapkan 20 tumpukan kayu kremasi baru. Sebanyak 50 tumpukan pembakaran lainnya juga sedang didirikan di taman lokal.

AFP melaporkan pada Kamis (6/5/2021), Kementerian Kesehatan India mencatat dalam 24 jam terakhit, sebanyak 3.980 kematian Covid-19, menjadikan total nasional menjadi 230.168.

Serta 412.262 kasus baru Covid-19 pada saat yang sama, menjadikan kasus India sejak pandemi mulai menjadi 21,1 juta.

Menurut para ahli lonjakan baru India telah dikaitkan dengan pelonggaran dini pembatasan dan protokol kesehatan. Kondisinya diperparah dengan varian virus corona yang menyebar dengan cepat.

Peluncuran vaksin yang lambat dan sistem perawatan kesehatan yang kurang siap turut memperburuk keadaan.

Baca juga: Bayi Positif Covid-19 di India Meninggal Setelah Ditelantarkan Orangtua yang Takut Tertular

Pemerintah India telah dituduh berusaha menutupi sejauh mana sebenarnya wabah itu berdampak di negaranya, seperti yang dilaporkan CNN.

Pada Jumat (30/4/2021), kepala partai yang berkuasa mengatakan bahwa mereka akan bertanggung jawab penuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com