Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga karena Kesal, Petani Pindahkan Perbatasan Perancis-Belgia

Kompas.com - 05/05/2021, 06:04 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BRUSSELS, KOMPAS.com - Seorang petani di Belgia membuat keributan setelah secara tidak sengaja “menggambar” ulang perbatasan negara dengan Perancis.

BBC melaporkan pada Selasa (4/5/2021), insiden ini diketahui oleh seorang penggemar sejarah lokal, saat dia sedang berjalan di hutan.

Ketika itu, dia melihat batu yang menandai batas antara kedua negara telah bergerak 2,29 m (7,5 kaki).

Baca juga: 31 Orang Tewas dalam Sengketa Air di Perbatasan Kirgistan-Tajikistan

Petani Belgia tersebut, tampaknya kesal dengan batu di jalur traktornya. Dia pun memindahkan patok tersebut ke dalam wilayah Perancis.

Alih-alih menimbulkan keributan internasional, insiden itu disambut dengan senyuman di kedua sisi perbatasan.

"Dia membuat Belgia lebih besar dan Perancis lebih kecil, itu bukan ide yang bagus," kata David Lavaux, Wali Kota desa Erquelinnes di Belgia, kepada saluran TV Perancis TF1.

"Tindakan semacam itu menyebabkan sakit kepala di antara pemilik tanah pribadi. Apalagi negara tetangga," katanya.

Perbatasan antara Perancis dan tempat yang sekarang disebut Belgia membentang sepanjang 620 km (390 mil).

Batas itu secara resmi didirikan di bawah Perjanjian Kortrijk, ditandatangani pada 1820. Tepatnya setelah kekalahan Napoleon di Waterloo lima tahun sebelumnya.

Baca juga: Kelompok Etnis Bersenjata Myanmar Rebut Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan Thailand

Sementara batu yang dipindahkan itu berasal dari tahun 1819, ketika perbatasan pertama kali ditandai.

"Saya senang, kota saya lebih besar," tambah Wali Kota Belgia sambil tertawa. "Tapi Wali Kota Bousignies-sur-Roc tidak setuju."

"Kita harus bisa menghindari perang perbatasan baru," guyon Wali Kota tetangga desa Perancis, Aurélie Welonek, kepada La Voix du Nord.

Otoritas lokal Belgia berencana menghubungi petani tersebut untuk memintanya mengembalikan batu tersebut ke lokasi aslinya.

Jika itu tidak terjadi, kasusnya bisa berakhir di kementerian luar negeri Belgia, yang harus memanggil komisi perbatasan Perancis-Belgia, yang tidak aktif sejak 1930.

Lavaux mencatat bahwa petani juga dapat menghadapi tuntutan pidana jika dia gagal untuk mematuhi tuntutan itu.

"Jika dia menunjukkan niat baik, dia tidak akan mendapat masalah, kami akan menyelesaikan masalah ini secara damai," katanya kepada situs berita Belgia, Sudinfo.

Baca juga: Etnik Bersenjata Myanmar Sukses Rebut Pangkalan Militer di Perbatasan Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com