Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2021, 04:22 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Militer Mesir mengkonfirmasi bahwa telah memesan 30 jet Rafale dari perusahaan pertahanan Perancis, Dassault Aviation untuk menopang "keamanan nasional".

Melansir AFP pada Selasa (4/5/2021), pesanan itu mengikuti pembelian 24 jet Rafale pada 2015, yang akan dibiayai melalui pinjaman 10 tahun, kata pihak militer Mesir dalam sebuah pernyataan pada Senin malam waktu setempat (3/5/2021).

Baca juga: Pensiunan Jenderal Perancis Peringatkan Perang Saudara, Para Menteri Muak

Situs investigasi Disclose telah melaporkan pada Senin pagi waktu setempat bahwa pesanan itu merupakan bagian dari kesepakatan pertahanan besar rahasia bernilai hampir 4 miliar euro (sekitar Rp ).

Mesir adalah negara importir senjata terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan India, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).

Baca juga: Para Jenderal Perancis Keluarkan Seruan Hasutan Kudeta Militer, Macron Ancam Beri Hukuman

Pembelian senjata tumbuh 136 persen selama dekade terakhir dan telah mendiversifikasi sumber senjatanya di luar Amerika Serikat (AS), membeli peralatan militer dari Perancis, Jerman, Rusia, menurut SIPRI dalam laporan yang dirilis pada awal 2021.

Kesepakatan baru Rafale "memperkuat kemitraan strategis dan militer antara Perancis dan Messir" kata Menteri Pertahanan Perancis, Florence Parly dalam pernyataan pada Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Khawatir Ancaman China, Jepang Gelar Latihan Gabungan Bareng AS dan Perancis

"Kontrak ini menggambarkan sifat strategis kemitraan Perancis dengan Mesir, ketika kedua negara dengan tegas berkomitmen untuk memerangi terorisme dan bekerja untuk stabilitas di lingkungan regional mereka," ujar Parly.

Militer Mesir telah memposisikan dirinya sebagai benteng stabilitas di kawasan itu ketika konflik di tetangganya di barat Libya terus berlanjut.

Baca juga: Aksi Teror Wanita di Perancis Tewas Ditikam, Pelaku Ditembak Mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan mitranya dari Perancis Emmanuel Macron memiliki hubungan dekat yang dibangun di atas kepentingan keamanan bersama.

Pada konferensi pers bersama dengan Sisi di Paris pada Desember, Macron mengatakan, "Saya tidak akan mengkondisikan masalah pertahanan dan kerja sama ekonomi pada perselisihan ini (mengenai hak asasi manusia)."

Baca juga: Perancis Imbau Semua Warganya Tinggalkan Pakistan, Ada Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+