"Sekarang sudah diberlakukan lockdown sampai tangggal 2 Mei, di mana toko-toko buka jam 11 siang dan tutup jam 8 malam," kata Fikri.
"Juga aparat keamanan berperan aktif seperti menegur dan memberi sanksi kepada mereka yg tidak memakai masker, berkeliling wilayah perumahan pada saat lockdown," kata Fikri.
Dengan seluruh perkuliahan di kampusnya dilakukan lewat daring, Fikri sangat membatasi kegiatannya di luar rumahnya, yang ia tinggali bersama mahasiswa asal Aceh dan Medan.
"Kami tentu khawatir. Maka dari itu, kami tidak keluar rumah kecuali ada keperluan penting seperti membeli bahan sembako dan obat obatan," kata Fikri lagi.
Baca juga: Seorang Pria di India Jalan Kaki Gendong Mayat Istri Korban Covid-19 Sejauh 3 Km
Tidak seperti Anggy yang mendapat beasiswa dari pemerintah India, Fikri belajar atas biaya sendiri.
Menurut perhitungannya, secara keseluruhan biaya pendidikan dan biaya hidup sehari-hari di India tidak berbeda dibandingkan di Indonesia.
Fikri mengatakan walau sekarang semua kegiatan kuliah dilakukan lewat internet, dia tidak memutuskan pulang tahun lalu karena khawatir tidak bisa kembali lagi ke India.
"Waktu itu karena penerbangan lebih sedikit, harga tiket pesawat naik tiga kali lipat. Saya juga khawatir kalau sudah pulang ke Indonesia tidak bisa kembali lagi ke sini."
"Beberapa teman lain pulang karena permintaan orang tua mereka," ujar Fikri.
Baca juga: Jenazah Korban Covid-19 di Ibu Kota India Terus Bertambah, Krematorium Khusus Anjing Dipakai
Mengenai alasan memilih India sebagai tempat belajar, Fikri mengatakan Aligarh University memiliki sumber informasi yang banyak mengenai Islam.
"Referensi di sini cukup, perpustakaan lengkap dari sisi buku. Juga durasi pendidikan S1 hanya 3 tahun, dan biaya kuliah hanya Rp 17 juta selama masa itu," kata Fikri lagi.
Kondisi pandemi Covid-19 di India saat ini mengkhawatirkan dan menjadi sorotan internasional.
Tapi Fikri mengatakan, dia tidak merasa terlalu khawatir, karena sebelumnya sudah menikmati keberadaaanya di negara itu.
"Tahun lalu juga sudah kuliah online. Di musim liburan semester saya sempat pergi ke beberapa kota untuk berwisata seperti ke Simla, Delhi, Lucknow," imbuh Fikri.
Baca juga: India Diguncang Gempa Bermagnitudo 6.0 Saat Berjuang Hadapi Covid-19
"Yang mengkhawatirkan sekarang adalah ketika lockdown dibuka tanggal 2 Mei. Untuk sementara saya sekarang hanya berkegiatan di dalam rumah saja, belajar dan juga berorganisasi lewat PPI," kata Fikri yang datang di bulan Agustus tahun 2019 tersebut.
Menurut keterangan Departemen Kesehatan India sudah ada setidaknya 2.771 orang yang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Artinya kematian di India sudah mencapai 197 ribu orang, atau berada di peringkat keempat korban terbesar karena Covid-19 di dunia, setelah Amerika Serikat (AS), Brasil, dan Meksiko.
Karena sebagian besar jenazah harus dikremasi sesuai dengan tradisi Hindu, Pemerintah India kini sudah diminta untuk menebang pohon dari taman-taman di kota untuk dijadikan kayu bakar guna membakar jenazah.
Baca juga: 9 Mitos dan Fakta Hinduisme di Tengah Masyarakat India
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.