Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kecil Lebanon Ramai-ramai Beralih Tanam Ganja di Tengah Krisis Ekonomi

Kompas.com - 22/04/2021, 22:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Lebanon sedang dalam pergolakan krisis ekonomi yang meningkat yang diperparah oleh pandemi virus corona.

Ketika nilai mata uang lokal jatuh di pasar gelap, harga bahan bakar impor, benih, pupuk dan pestisida dalam dolar meroket.

Semakin banyak petani kecil, yang sudah dalam kesulitan sebelum krisis, memutuskan untuk menanam ganja sebagai gantinya, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Kebun Ganja Terbesar Segera Dibuka di Australia, Bermodal Rp 4,5 Triliun

Abbu Ali, yang meminta untuk menggunakan nama samaran karena masalah keamanan, selama 3 dekade menanam kentang untuk menafkahi keluarganya, tetapi krisis ekonomi Lebanon memaksanya untuk beralih menanam ganja.

"Ini bukan karena cinta ganja," kata pria berusia 57 tahun itu kepada AFP di wilayah Baalbek timur, jantung industri ganja yang terlarang di Lebanon.

"Itu (ganja) hanya lebih murah (biaya produksi) dari pada tanaman lain...dengan memungkinkan Anda untuk hidup dengan bermartabat," lanjutnya.

"Dengan pertanian, kami selalu merugi," kata Abu Ali.

Baca juga: Dulu Dijuluki Ratu Ganja, Schapelle Corby Jadi Bintang TV Australia

Setelah beberapa dekade diabaikan oleh negara, banyak rekan Abu Ali sekarang berhutang kepada bank atau lintah darat dan harus menjual tanah atau properti untuk membayar cicilan.

Untuk menghindari nasib yang sama, Abu Ali pada 2019 mulai menanam ganja, atau getah ganja, yang biaya produksinya 4 kali lebih murah dari pada kentang atau kacang hijau.

Ganja juga membutuhkan lebih sedikit air dan pupuk, sementara permintaan pasar yang kuat berarti dia dapat memperoleh pendapatan yang stabil untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

"Ketika kami menanam sayuran, kami bahkan tidak bisa membeli bahan bakar untuk pemanas," kata Abu Ali.

Baca juga: Polisi Tangkap Wanita yang Sembunyikan Ganja 1 Gram di dalam Vagina

Bukan hidup mewah

Dia telah mendedikasikan dua hektar tanah untuk budidaya ganja, cukup untuk menghasilkan sekitar 100 kilogram setiap panen.

Satu kilogram dijual dengan harga rata-rata 2 juta poundsterling Lebanon (Rp 19,3 juta ) dengan harga pasar gelap, tetapi harganya bisa mencapai 5 juta poundsterling Lebanon (Rp 48,2 juta), tergantung pada kualitas.

"Saya tidak menjalani kehidupan mewah, tapi...saya bisa memberi makan dan menghidupi keluarga saya," kata Abu Ali.

Produksi ganja dulunya terbatas pada beberapa desa di Baalbek, termasuk Yammouneh, tetapi wakil wali kota Hussein Shreif mengatakan sekarang ini mendapatkan daya tarik di seluruh wilayah.

"Banyak petani yang menyerah untuk menanam hasil yang biasa mereka hasilkan karena mengalami kerugian," katanya.

Ganja, di sisi lain, "lebih murah untuk diproduksi dan menghasilkan keuntungan terlepas dari berapa harganya dijual".

Baca juga: Pernah Pakai Ganja, 5 Staf Gedung Putih Dipecat

Lebanon adalah produsen ganja terbesar ke-4 di dunia setelah Maroko, Afghanistan, dan Pakistan, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan 2020.

Setidaknya 40.000 hektar lahan ditanami ganja, kata PBB, meskipun penjualan dan konsumsinya secara resmi dilarang di Lebanon.

Setahun yang lalu parlemen memilih untuk melegalkan penanaman ganja untuk penggunaan medis, untuk meningkatkan pendapatan bagi ekonomi yang lumpuh.

Namun, pihak berwenang belum mengambil tindakan, meskipun ganja bisa meraup pendapatan 350 juta dollar AS (Rp 5,083 triliun) per tahun dan hingga 1 miliar dollar AS (Rp 14,525 triliun) pada tahun kelima, menteri pertanian Abbas Mortada mengatakan kepada AFP.

Pemerintah masih perlu membentuk badan pengatur untuk mengawasi pengesahan dan penundaan selama berbulan-bulan dalam pembentukan kabinet baru berarti kemungkinan tidak akan terlihat dalam waktu dekat, katanya.

Mortada menjelaskan bahwa dia bekerja dengan lembaga internasional dan menyusun rencana untuk meningkatkan sektor pertanian yang telah "terabaikan selama beberapa dekade".

Baca juga: Australia Per 1 Juli dapat Minta Ganja sebagai Obat dalam Resep Dokter Umum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com