KOMPAS.com - Unta adalah salah satu hewan terpenting dalam sejarah dunia. Peranan hewan ini banyak tertulis di kisah Islam dan Jazirah Arab, karena merupakan salah satu hewan yang mampu beradaptasi di wilayah gurun yang ekstrem.
Pentingnya peran hewan berpunuk ini secara khusus mendapat perhatian dari Youssef M. Ibrahim dalam sebuah artikel, Matahari Gurun Terbenam pada Hari Kejayaan Unta, yang muncul di New York Times.
Penyebaran ajaran Islam ke luar Jazirah Arab hingga menyatukan Kerajaan Arab, disebut tidak terlepas dari peran unta sebagai alat transportasi utama dalam masa perdamaian dan perang.
“Sayang sekali sekarang, romantisisme sudah berakhir karena, sebagai alat transportasi, unta sudah tamat,” ujar Ibrahim.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Dr Yoyo, Ketua Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Kepada Kompas.com, Dr Yoyo menceritakan bagaimana hewan, yang diandalkan karena ketahanannya di daerah gurun ini, mengalami pergeseran peran dari waktu ke waktu.
Baca juga: Pria di UEA Ditangkap Polisi Usai Curi Bayi Unta sebagai Kado untuk Pacarnya
Menurutnya, bagi masyarakat asli gurun pasir (badui atau ‘badawa’ dalam bahasa Arab) yang hidup secara nomaden, unta menjadi hewan terpenting untuk bertahan hidup.
Mengembara di wilayah luas dengan karakteristik yang ekstrem seperti gurun pasir, jelas membutuhkan “kendaraan” yang tidak biasa.
Tapi menurut Dr Yoyo, hewan berpunuk itu tidak hanya diandalkan sebagai sarana mobilitas mereka saja. Semua bagian dari tubuh hewan ini bisa dimanfaatkan mulai dari rambut, kulit, daging, hingga susunya.
“Hampir semua aspek kehidupan badui itu tidak bisa dilepaskan dengan unta.”
Saking bangganya orang badui ini dengan unta, mereka memberikan berbagai nama untuk hewan-hewan ini. Ada "untuk bunting, unta pincang," namanya khas masing-masing unta itu kerap disesuaikan dengan ciri fisiknya.
Bahkan masyarakat badui memiliki istilah khusus saat unta menyuarakan suara kecemasan, gembira, atau ketakutan. Dr Yoyo menilai hal Itu menggambarkan betapa melekatnya hewan ini di kehidupan bangsa nomadik saat itu.
“Hewan ini juga sangat diandalkan di gurun pasir karena merupakan hewan yang kuat, mampu berjalan berhari-hari tanpa minum. Bahkan ketika pengembara kehausan, Mereka dapat juga mengambil air dari cadangan untanya,” terangnya.
Baca juga: Penjaga Kebun Binatang Digigit Unta hingga Alami Luka Serius
Menurut jurnal "One-Humped History: The Camel as Historical Actor in the Late Ottoman Empire", daya dukung unta terhadap kehidupan manusia sebenarnya bisa melebihi keledai bahkan kuda.
Unta dapat menempuh jarak yang jauh dengan sedikit air atau makanan, meski berjalan dengan beban 550 hingga 700 pon.