Catania mengatakan ada bantuan finansial bagi warga yang harus berada di rumah. Otoritas juga mengirim makanan ke warga melalui jendela.
Paus dan pihak berwenang tak berhenti sampai di sini. Pada Oktober dan November 1656, ketika angka kasus meningkat, otoritas mengumumkan bahwa mereka yang dinyatakan melanggar protokol kesehatan akan dijatuhi hukuman mati.
Berbagai upaya ini membuahkan hasil dan pada 1657 pandemi dinyatakan sudah bisa dikendalikan.
Keberhasilan ini sangat layak diapresiasi karena pada abad ke-17 penghargaan terhadap sains tidak sebesar pada abad ke-21.
Baca juga: Covid-19: 16 Daerah di Perancis Berlakukan Lockdown selama Sebulan
Yang juga membedakan dengan situasi saat ini adalah, pada periode tersebut ada keterkaitan yang sangat erat antara agama dan politik.
"Pada abad ke-17, absolutisme sangat kuat di Eropa dan terkait dengan kekuasaan gereja. Politik dan agama sering kali bercampur," kata Victor Missiato, guru besar di Mackenzie Presbyterian College, Brasilia.
"Ketika itu, revolusi sains belum menyebar luas di Eropa. Ketika itu, orang memegang teguh pandangan bahwa keyakinan agama berperan sangat penting dalam mewujudkan perdamaian (dan kesejahteraan)," katanya.
Dengan kata lain, agama adalah solusi untuk berbagai persoalan sosial.
Dalam konteks ini bisa dipahami mengapa kebijakan dan protokol kesehatan yang diterapkan Paus Alexander VII dinilai berhasil menyelamatkan Roma dari cengkeraman pandemi.
Baca juga: Tahun Lalu Sempat Lockdown, Italia Bersiap Tutup Toko dan Restoran Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.