Darién Gap merupakan tempat sempurna bagi para pedagang narkoba untuk menyelundupkan kokain dan obat-obat terlarang lainnya dari Amerika Selatan ke AS.
Ditulis Cronkite News, Kamis (27/8/2020), hutan ini bahkan menjadi tempat strategis para penyelundup imigran dari Amerika Selatan ke beberapa negara di Amerika Tengah dan Amerika Utara.
Baca juga: KBRI Panama City Bantu Pulangkan 13 ABK WNI
Para perampok dan penyelundup di hutan ini memburu para imigran yang kebanyakan berasal dari Kepulauan Karibia, Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Mereka kerap kali merampok, menyerang, hingga menculik para imigran yang mencoba lewat.
Melintasi Darién Gap semakin sulit dengan kehadiran FARC. Kelompok angkatan bersenjata ini dibentuk pada 1964 dan telah meneror banyak kota di Kolombia.
Saat ini, gerilyawan FARC tersebar di hutan dan banyak menculik para penjelajah, imigran, dan jurnalis dengan meminta tebusan.
Penculikan oleh FARC itu dirasakan oleh dua penjelajah asal Britania Raya, Tom Hart Dyke dan Paul Winder. Mereka ditangkap dan disekap selama sembilan bulan ketika sedang berburu anggrek langka di Darién Gap.
Baca juga: Kerja Sama antara Universitas di Indonesia dengan Panama-Kosta Rika Difasilitasi KBRI
Pada 2003, jurnalis dari National Geographic Adventure Robert Young Pelton bersama dua rekan penjelajah, Mark Wedeven dan Megan Smaker, ditahan selama satu minggu sebelum akhirnya dibebaskan dengan syarat.
Kasus terbaru penculikan FARC dialami oleh penjelajah asal Swedia bernama Jan Phillip Braunsch pada 2013. Ia dikabarkan menghilang ketika melintasi Darién Gap setelah meninggalkan Kota Riosucio, Kolombia.
Pihak FARC mengaku telah menembak mati Braunsch karena salah mengira sosoknya sebagai mata-mata asing yang bekerja sama dengan pemerintah Kolombia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.