Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Chad Tewas Saat Perang Lawan Pemberontak

Kompas.com - 20/04/2021, 18:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

N'DJAMENA - KOMPAS.com - Presiden Chad yang baru terpilih kembali, Idriss Deby Itno, tewas saat berperang lawan pemberontak di Sahel pada Selasa (20/4/2021).

Deby telah berkuasa selama tiga dekade dan baru saja terpilih lagi. Ia wafat dalam usia 68 tahun dikabarkan karena luka-luka akibat perang.

Militer Chad pada Senin (19/4/2021) mengumumkan, pertempuran itu menewaskan sekitar 300 pemberontak dari Front for Change and Concord (FACT) Chad.

Baca juga: Petugas Kebun Binatang San Diego Digigit Ular Beludak Afrika yang Tidak Ada Antivenom

Sementara itu FACT mengklaim bahwa Deby terluka, tetapi laporannya belum dikonfirmasi oleh sumber-sumber resmi.

"Deby baru saja mengembuskan napas terakhirnya membela negara yang berdaulat di medan perang dalam akhir pekan," kata juru bicara Jenderal Azem Bermandoa Agouna di tv pemerintah yang dikutip AFP.

Deby pernah berkarier di militer yang merebut kekuasaan di bekas koloni Perancis itu setelah kudeta 1990.

Ia terpilih kembali sebagai Presiden Chad dengan hampir 80 persen suara pada Senin malam (19/4/2021).

Para menteri dan petinggi militer pada Senin berkata, Deby berada di medan perang pada Sabtu dan Minggu (17-18/4/2021) setelah pemberontak melancarkan serangan dari pangkalan belakang di Libya, pada pemilu tanggal 11 April.

Hasil pemilu itu tidak ditentang, meski diwarnai perpecahan oposisi, seruan boikot, dan demo yang terlarang atau dibubarkan.

Baca juga: Sempat Hilang Berminggu-minggu, Presiden Tanzania John Magufuli Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com