Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Langka, Pejabat China Akui Vaksinnya Kurang Efektif

Kompas.com - 12/04/2021, 08:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – Sebuah pengakuan yang langka, pejabat pengendalian penyakit China mengatakan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 buatan “Negeri Panda” cukup rendah.

Hal itu mendorong negara tersebut untuk mempertimbangkan pencampuran beberapa vaksin Covid-19 sebagaimana dilansir New York Post.

Baca juga: China Akan Campur Beberapa Vaksin Covid-19 agar Lebih Ampuh

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu pada Sabtu (10/4/2021) melalui konferensi pers di Chengdu, China.

“Sekarang dalam pertimbangan formal apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi,” kata Gao.

Sebagai contoh, vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Sinovac dari China memiliki efektivitas 50,4 persen dalam uji klinis di Brasil.

Sebagai perbandingan, vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 97 persen.

Baca juga: Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Australia Atur Ulang Vaksinasi Covid-19

Di sisi lain, Beijing belum menyetujui vaksin asing untuk digunakan di dalam negeri.

Kantor berita AFP mewartakan, di China ada empat vaksin yang telah disetujui secara bersyarat, tetapi tingkat kemanjurannya jauh di bawah Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Beijing sendiri telah mendistribusikan ratusan juta dosis vaksin buatannya ke negara-negara lain sambil meragukan efektivitas vaksin virus corona yang dikembangkan Barat.

Gao mengatakan, para ahli tidak boleh mengabaikan vaksin berbasis mRNA hanya karena sudah ada beberapa vaksinasi yang jalan di China.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Anak-anak Dihentikan Sementara karena Isu Pembekuan Darah

Sementara itu, pihak Barat biasa mengembangkan vaksin berbasis mRNA. Dia pun mendesak pengembangan lebih lanjut di dalam negeri.

Saat ini tidak ada vaksin mRNA yang beredar di pasar China, padahal teknologi itu dipakai oleh perusahaan-perusahaan vaksin ternama seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna.

“Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia. Kita harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah memiliki beberapa jenis vaksin,” kata Gao.

Sebelum mengeluarkan pernyataan itu, Gao mempertanyakan tentang keamanan vaksin berbasis mRNA.

Selain Gao, media pemerintah China serta sejumlah blog kesehatan dan sains juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer, yang berbasis mRNA.

Baca juga: Pabrik Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dipaksa Produksi 24 Jam atas Desakan PM Inggris

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com