Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Thailand Kembali Blokade Jalan Tuntun Reformasi Monarki

Kompas.com - 25/03/2021, 06:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Lebih dari seribu pengunjuk rasa pro-demokrasi Thailand mengambil alih persimpangan utama Bangkok pada Rabu (24/3/2021).

Mereka menentang pihak berwenang Thailand, dalam unjuk rasa besar pertama sejak polisi menggunakan peluru karet terhadap para pengunjuk rasa selama akhir pekan.

Gerakan protes Thailand dimulai pada Juli 2020. Demonstrasi menyerukan pengunduran diri pemerintahan Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha dan penulisan ulang konstitusi yang ditulis ulang oleh militer.

Tetapi tuntutan paling kontroversial adalah untuk mereformasi monarki yang tidak tersentuh. Termasuk penghapusan undang-undang pencemaran nama baik kerajaan yang kejam.

Sejauh ini lebih dari 70 pengunjuk rasa dan pemimpin mahasiswa telah dituduh menghina monarki dan sekitar selusin ditahan di penjara.

Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman penjara 15 tahun per dakwaan.

Baca juga: Lebih dari 20 Pengunjuk Rasa Terluka dalam Demo Reformasi Monarki Thailand

Pada Rabu (24/3/2021), pengunjuk rasa berkumpul di distrik perbelanjaan utama Bangkok. Mereka meneriakkan "lepaskan teman kita" dan "hapus 112", merujuk pada hukum lese majeste dalam hukum pidana Thailand yang melindungi monarki dari kritik.

Sebuah panggung di tengah jalan memiliki spanduk besar bertuliskan "Reformasi Monarki." Sementara puluhan demonstran memegang foto para tahanan dan menempelkannya di rambu-rambu jalan.

"Tidak peduli berapa banyak teman kami yang ditangkap - 10 atau seratus - kami tidak akan berhenti melakukan unjuk rasa," kata Benja Apan, salah satu pemimpin protes yang menghadapi beberapa tuduhan pencemaran nama baik kerajaan, kepada kerumunan pengunjuk rasa.

"Itu tidak bisa menghentikan semangat kita. Kita akan bertarung bersama. Alangkah baiknya jika teman kita bisa keluar bersama kita."

Kehadiran banyak polisi, termasuk regu anti huru hara, diterjunkan di sekitar unjuk rasa pada sore hari.

Menjelang unjuk rasa, wakil juru bicara Kepolisian Nasional Kissana Phathanacharoen memperingatkan protes itu ilegal karena pembatasan virus corona, dan petugas akan "menegakkan hukum selangkah demi selangkah".

Baca juga: Dituding Pasok Beras untuk Militer Myanmar, Begini Tanggapan Tentara Thailand

Pada Sabtu (20/3/2021), polisi Thailand menggunakan meriam air dan peluru karet di luar Grand Palace Bangkok setelah para pengunjuk rasa menerobos barikade peti kemas.

Dua puluh pengunjuk rasa dan 13 petugas polisi terluka dalam bentrokan itu, menurut pusat darurat setempat. Sementara pihak berwenang mengatakan 20 orang ditangkap dan tujuh telah didakwa dengan lese majeste.

Seniman Bangkok Chanaradee yang turut serta dalam unjuk rasa Rabu di persimpangan Ratchaprasong - mengatakan dia tidak gentar dengan taktik polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com