Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 20 Pengunjuk Rasa Terluka dalam Demo Reformasi Monarki Thailand

Kompas.com - 21/03/2021, 20:08 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Lebih dari 20 orang dan polisi terluka di Thailand dalam aksi unjuk rasa pro-demokrasi pada Sabtu (20/3/2021), yang menyerukan reformasi monarki.

Melansir Reuters pada Minggu (21/33/2021), aksi demo tersebut menelan korban setelah polisi menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan demonstran yang berkumpul di luar istana agung Bangkok.

Video beredar di media sosial menunjukkan polisi memukul dan menginjak orang-orang, sementara massa lainnya melarikan diri dari polisi dengan perlengkapan anti-huru-hara.

Baca juga: Dituding Pasok Beras untuk Militer Myanmar, Begini Tanggapan Tentara Thailand

Beberapa dari mereka melarikan diri dengan menggunakan motor.

Video lain menunjukkan orang-orang berlindung dari gas air mata di restoran McDonald's.

Wakil kepala polisi Bangkok, Piya Tavichai mengatakan pada Minggu (21/3/2021) bahwa tindakan mereka terhadap peserta demo sesuai dengan standar internasional.

Lalu, mengatakan bahwa atas aksi tersebut ada 20 pengunjuk rasa ditangkap, karena dinilai melanggar undang-undang pertemuan publik dan menghina monarki.

"Kekerasan berasal dari pihak pengunjuk rasa dan polisi harus membela hukum serta melindungi harta nasional," kata Tavichai, kepada wartawan.

Para pengunjuk rasa tidak setuju.

Baca juga: RUU Amendemen Konstitusi Thailand Dibatalkan Parlemen

"Kekerasan datang dari polisi dulu, menggunakan gas air mata dan meriam air, sebelum pengunjuk rasa melakukan sesuatu," kata aktivis Rukchanok Srinork (27 tahun) yang berada dalam aksi demo itu.

"Mereka memiliki helm, perisai, pelatihan pengendalian massa, jika ada batu, angkat perisaimu," protesnya.

Melansir The Guardian pada Minggu (21/3/2021), , mengatakan polisi telah memperingatkan sebelumnya bahwa unjuk rasa itu ilegal.

Dia mengatakan selain melemparkan berbagai benda, pengunjuk rasa menggunakan ketapel untuk menembakkan mur dan baut ke polisi serta memukul polisi dengan batang logam.

Pelopor aksi massa mengatakan mereka berencana membuat demonstran melemparkan pesawat kertas dengan pesan ke dinding istana.

Baca juga: PM Thailand Suntik Vaksin AstraZeneca di Tengah Kontroversi Efek Pembekuan Darah

Para pengunjuk rasa, yang berjumlah hampir 1.000 orang, berhasil menerobos pembatas polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com