Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Kanada Tak Sepakat jika Vladimir Putin Dicap sebagai Pembunuh

Kompas.com - 25/03/2021, 05:38 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

OTTAWA, KOMPAS.com – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memang bertanggung jawab atas hal-hal buruk.

Kendati demikian, Trudeau menuturkan bahwa kuranglah pantas jika menyebut Putin sebagai “pembunuh” sebagaimana yang diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, Biden sepakat bila Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sebagai "pembunuh".

Di sisi lain, Trudeau ditanyai selama wawancara di radio SiriusXM The Bridge dengan Peter Mansbridge tentang pernyataan Biden.

Baca juga: Putin Tantang Biden untuk Berbicara Live Online Tanpa Rekaman, Setelah Dituduh Pembunuh

Melansir AFP, Kamis (24/3/2021), Trudeau merupakan pemimpin yang tidak terbiasa mengkritik pemimpin dunia lainnya di depan umum.

"Saya yakin (Putin) bertanggung jawab atas segala macam hal buruk karena perilakunya terus menunjukkan hal itu," kata Trudeau.

Sebagai contoh, dia mengutip tindakan-tindakan Rusia di bawah pemerintahan Putin seperti aneksasi Krimea dan serangan siber yang signifikan.

"Dia tidak terlalu tertarik dengan apa yang dunia Barat atau apa yang Kanada pikirkan tentang dia," tambah Trudeau.

Baca juga: Putin Keluarkan “Daftar Pembunuhan” Baru, Targetkan Enam Orang yang Tinggal di Inggris

Tetapi ketika ditanya apakah dia sependapat dengan Biden tentang Putin yang dianggap sebagai pembunuh, Trudeau menjawab bahwa dia tidak sepakat.

"Saya tidak memiliki informasi untuk membuat pernyataan itu,” jawab Trudeau.

"Dan kami harus sangat terbuka dan berpikiran jernih tentang bagaimana kami membuat pendekatan (hubungan dengan Rusia),” tambah Trudeau.

Baca juga: Disebut Pembunuh oleh Biden, Putin Balas dengan Pepatah

Beberapa jam sebelumnya, Ottawa mengumumkan sanksi terhadap sembilan pejabat Rusia sebagai bentuk protes karena tokoh oposisi Alexei Navalny yang dipenjara setelah diracun.

Navalny langsung ditahan sesampainya di Rusia pada Januari. Padahal dia baru kembali setelah dirawat di rumah sakit di Jerman karena diracun.

Penahanan Navalny menimbulkan kecaman luas dari Barat, dengan AS dan Uni Eropa menyerukan pembebasannya.

Baca juga: Putin Disebut Pembunuh oleh Biden, Rusia Tuntut AS Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com