Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Bertambah, PM Malaysia Muhyiddin Dituduh Intimidasi Oposisi

Kompas.com - 14/03/2021, 11:58 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Dukungan mayoritas sangat tipis yang diterima Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di parlemen bertambah.

Hal ini dipastikan setelah petinggi senior Partai Keadilan Rakyat (PKR) Xavier Jayakumar membelot ke koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin, Sabtu (13/03/2021).

“Pengkhianatan” Jayakumar sangat mengejutkan karena selama ini dia dikenal sangat dekat dengan Presiden PKR yang juga Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim. Politisi berusia 68 tahun ini adalah Wakil Presiden PKR.

Baca juga: Mahathir: Pakatan Harapan Tumbang karena Dukung Anwar Ibrahim, Bukan Saya

Selain itu, Jayakumar juga menjabat sebagai Menteri Sumber Daya Alam, Pertanahan, dan Air ketika Pakatan Harapan memimpin Malaysia selama 22 bulan.

Muhyiddin saat ini mengontrol 111 kursi Dewan Rakyat dari total 220.

Oposisi Kecam Muhyiddin

Sekretaris Jenderal PKR Saifuddin Nasution bereaksi keras setelah ditinggal rekan seperjuangannya selama puluhan tahun itu.

Nasution menuduh Muhyiddin menggunakan aparat penegak hukum seperti Kepolisian Diraja Malaysia, Kantor Perpajakan, dan Lembaga Anti Rasuah untuk mengancam politisi oposisi.

Menurut Nasution, lembaga negara dipolitisasi untuk menarik parlementarian oposisi bergabung mendukung koalisi Muhyiddin. Jika menolak, kasus-kasus hukum mereka akan diangkat ke permukaan.

Baca juga: Anwar Ibrahim Gugat PM Malaysia di Pengadilan soal Usulan Darurat Nasional

“Jayakumar memberitahu saya MACC (KPK Malaysia) sedang membidiknya. MACC telah menahan sekretaris politiknya, staf, dan sejumlah kenalannya.” Nasution menuturkan.

Adapun Jayakumar sedang menjadi sorotan publik setelah MACC menangkap tangan kanannya M.A. Tinagaran bulan lalu karena perkara korupsi.

Jayakumar membantah keras keterlibatannya dan juga mengatakan Tinagaran bukanlah orang kepercayaannya.

MACC menegaskan independesinya dan tidak pernah menjadi alat politik Muhyiddin.

Perkembangan politik ini adalah pukulan telak bagi Anwar Ibrahim yang telah kehilangan 3 parlementarian dalam dua minggu.

Baca juga: Istri Mantan PM Malaysia Najib Razak Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Dua parlementarian PKR lain dari negara bagian Sarawak Larry Sng dan Steven Choong juga memilih menyeberang ke kubu Muhyiddin.

Tidak solidnya partai pimpinannya memunculkan pertanyaan apakah Anwar adalah sosok yang tepat untuk memimpin Pakatan menjelang pemilu dini, yang diprediksi paling cepat akan digelar September mendatang.

Politisi senior partai Bersatu Azmin Ali yang juga mantan sekutu politik Anwar mengatakan, perlahan namun pasti satu per satu akan bergabung ke Perikatan Nasional.

Bahkan Menteri Kawasan Federal Annuar Musa mengeklaim akan ada 7-8 orang parlementarian Pakatan yang akan segera membelot.

Selain memperkuat mayoritasnya, taktik politik ini dipakai Muhyiddin untuk mendestabilisasi dan melemahkan kubu Pakatan menjelang pertarungan pemilu.

Baca juga: PM Muhyiddin Tatap Pemilu Dini untuk Akhiri Kemelut Politik Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com