"Kita menjadi sangat xenofobia, saya melihat satu laporan utama atau artikel dari Rusia, mereka tidak khawatir tentang virus jenis Rusia, tapi takut dengan yang dari Inggris," katanya.
"Jadi semua orang menjadi paranoid setiap kali itu virus dari tempat lain jauh lebih buruk ... namun sebenarnya tidak ada bukti jika virus-virus ini bisa menyebar dengan cara yang berbeda.
Pada akhirnya, menurut Profesor Collignon, nama Rusia juga menjadi lebih mudah dipahami ketimbang nama resmi B.1.1.317.
Sementara itu, pakar virologi dari University of Queensland, Dr Kirsty Short mengatakan meski jenis virus ini ditemukan di Rusia, tapi bisa jadi bukan berasal dari Rusia, yang berarti penamaannya keliru.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Begini Cara Menghindarinya
Profesor Collignon mengatakan dia tidak terkejut jika varian tertentu dari virus corona menyebar lebih mudah.
"Apakah mereka berubah begitu banyak sehingga menjadi lebih menular? Tampaknya itu yang terjadi dengan strain dari Inggris," katanya.
"Diperlukan beberapa bulan untuk memastikan strain Inggris lebih menular."
"Tapi apakah itu karena jenisnya, atau lebih banyak anak-anak muda yang menularkannya?"
"Pada akhirnya, orang-orang yang paling berisiko adalah orang-orang yang berada di ruangan yang sama, dekat dengan orang-orang yang bergejala sama. Mungkin ditularkan lewat tangan, tapi bisa jadi bukan jadi faktor terbesar."
"Itu tidak berbeda dengan salah satu strain itu."
Profesor Gerry Fitzgerald, pakar kesehatan masyarakat di Queensland University of Technology mengatakan strain baru lebih menular, karena sifat virus yang bermutasi menjadi kurang menular biasanya akan mati.
"Varian yang kami lihat mungkin lebih menular tetapi tampaknya varian tersebut tidak lebih berbahaya atau lebih parah daripada varian lain," kata Profesor Fitzgerald.
Baca juga: Jejak Mutasi Virus Corona B.1.1.7 di Tiga Daerah di Indonesia
Tidak cukup banyak yang diketahui tentang varian Rusia saat ini.
"Sejauh ini semua buktinya adalah [vaksin] berfungsi, tetapi kita harus tunggu dan lihat saja nanti," kata Profesor Fitzgerald.
"Sampai kita menemukan varian yang tidak menanggapi vaksin, itu akan menjadi masalah."