Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Paspor Salah Jenazah Seorang Pria Tidak Bisa Pulang ke Keluarganya

Kompas.com - 02/03/2021, 14:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com - Jasad seorang pria warga Greater Manchester tertahan di rumah sakit Thailand, tidak bisa dipulangkan setelah 2 pekan meninggal.

Jenazah David Donoghue, seorang pensiunan 75 tahun bermigrasi ke Phuket 15 tahun yang lalu, tertahan di rumah sakit lantaran terdapat nomor paspornya tertukar.

Melansir BBC pada Selasa (2/3/2021), pihak rumah sakit terpaksa mengikutkan jenazah Donoghue dalam kremasi massal di Thailand pada Rabu (3/3/2021), jika masalah paspornya tidak dapat diperbaiki.

Gemma Swift, putri tiri Donoghue, "memohon" kepada kedutaan besar di Thailand untuk dapat menyelesaikan "masalah administrasi" ayahnya.

Kantor Kementeria Luar Negeri di Thailand mengatakan staf telah mencoba untuk mendapatkan dokumen yang benar.

Baca juga: Jasad Pria Ini Ditolak di Sebuah Permakaman Hanya karena Dia Orang Kulit Hitam

Donoghue, yang tinggal di Bury di Greater Manchester sebelum beremigrasi, menderita penyakit paru-paru COPD.

Dia dibawa ke rumah sakit Thailand dengan ambulans, tetapi memiliki paspor yang sudah kadaluwarsa.

Swift dari Abergele, Conwy county, mengatakan ayahnya meninggal di rumah sakit pada 15 Februari lalu.

Dokumen dari kedutaan Inggris dan pasport dibutuhkan direktur pemakaman untuk memberikan jaminan keamanan pembebasan jasadnya .

Namun, nomor paspornya berbeda, sehingga tubuhnya tetap berada di rumah sakit.

Menurut Swift (37 tahun), seharusnya masalah itu dapat dengan mudah diperbaiki, tapi situsinya telah membuat heboh keluarganya.

Baca juga: Saya Minta Pemerintah India Kembalikan Jasad Anak Saya...

"Kedutaan Besar Inggris di Bangkok, mereka mengatakan karena (nomor) paspornya adalah yang dibawa saat ini, maka mereka tidak dapat mengubah suratnya," ujar Swift kepada BBC Wales.

"Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan menerbitkan kembali surat dengan nomor paspor yang dia bawa ke rumah sakit bersamanya." terangnya.

Putus asa tidak memiliki banyak waktu di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, ia mengatakan hanya dapat berencana untuk membawa abu ayahnya kembali pulang ke Inggris.

Tidak ada satupun anggota keluarga yang dapat menuju Thailand untuk menemani Donoghue di hari-hari terakhirnya.

Mereka masih tidak dapat menyelesaikan masalah birokrasi, karena masa karantina Covid-19 selama 14 hari yang diberlakukan di Thailand.

Baca juga: Jasad Wanita Diduga WNI Ditemukan di Dalam Koper di Mekkah, Arab Saudi

Swift mengatakan dia dan anggota keluarga lainnya merasa tidak berdaya mencoba menyelesaikan situasi yang jauhnya 6.000 mil (9.656 Km).

"Saya pikir ini adalah dasar hak asasi manusia untuk dapat memberikan pemakaman kepada seseorang dan saya menerima bahwa akan selalu ada birokrasi...tapi tolong keluarkan saja surat dan biarkan kami membawanya pulang," ungkapnya.

Dia mengatakan sebelum Covid-19, anggota keluarga secara teratur pergi ke Phuket untuk mengunjungi Donoghue, yang sebelumnya bekerja untuk polisi turis Thailand.

"Sulit mengetahui bahwa tidak ada dari kita yang bisa berada di samping tempat tidurnya," kata Swift.

"Itu sangat menyakitkan hati," kata Swift.

Baca juga: Sri Lanka Akhirnya Izinkan Muslim Lakukan Penguburan Jenazah Covid-19

Wanita 37 tahun itu mengungkapkan telah melakukan beragam cara untuk jenazah ayahanya dipulangkan ke Inggris, tapi tidak ada hasilnya.

Dia berharap 2 pekan kemudian tidak akan ada kabar lebih buruk, kalau abunya juga tidak dapat dibawa oleh keluarganya. 

"Itu akan sangat buruk untuk mengetahui 2 pekan kemudian, kami tidak bisa memberinya pemakaman, atau mendapatkan abunya kembali," ungkapnya.

Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris di Thailand, Commonwealth dan Development Office mengatakan, "Kami sedang membantu keluarga seorang pria Inggris, setelah kematiannya di Thailand dan pikiran kami bersama mereka pada saat yang sangat sulit ini."

"Staf kami berhubungan dengan rumah sakit setempat dan direktur pemakaman untuk membantu keluarganya mendapatkan dokumen yang diperlukan untuk memastikan tubuhnya dirawat sesuai dengan keinginan mereka," terangnya.

Baca juga: Mengaku Sangat Sayang, Pria Ini Simpan Jenazah Ibunya Selama 30 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com