Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Junta Militer Myanmar Keluarkan Ancaman | Covid-19 di AS Tewaskan 500.000 Orang Lebih

Kompas.com - 01/03/2021, 05:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selama sepekan terakhir, aksi demonstrasi menentang junta militer di Myanmar masih terus berlangsung dan menjadi sorotan dunia.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), wabah Covid-19 telah menewaskan lebih dari 500.000 orang sejak pandemi dimulai.

Selain itu, dinas intelijen AS merilis dokumen yang sangat rahasian mengenai keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi dalam pembunuhan jurnalis cum kolumnis The Washington Post Jamal Khashoggi.

Berikut kami rangkumkan kabar dunia sepekan dari kanal Global Kompas.com edisi Senin (22/2/2021) hingga Sabtu (27/2/2021).

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Militer Myanmar Kerahkan Kendaraan Lapis Baja | Kompleks Kasino Donald Trump Dirobohkan

1. Demonstran Myanmar Serukan Mogok Massal, Junta Militer Langsung Keluarkan Ancaman

Para demonstran di Myanmar menyerukan pemogokan massal yang sedianya digelar pada Senin (22/2/2021) untuk memprotes kudeta militer.

Seruan tersebut ditanggapi oleh junta militer dengan ancaman terselubung ihwal penggunaan kekuatan mematikan.

Seruan untuk pemogokan massal dilontarkan pada Minggu (21/2/2021) oleh Gerakan Pembangkangan Sipil di Myanmar.

Penasaran dengan kelanjutan beritanya? Anda bisa membaca selengkapnya di sini.

Baca juga: Demonstran Myanmar Serukan Mogok Massal, Junta Militer Langsung Keluarkan Ancaman

2. Covid-19 di AS Tewaskan 500.000 Orang Lebih, Terparah dalam 100 Tahun

Wabah Covid-19 di AS telah menewaskan lebih dari 500.000 orang sejak pandemi dimulai, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins pada Senin (22/2/2021).

Angka itu adalah jumlah korban meninggal akibat virus corona tertinggi di seluruh dunia.

Anda bisa membaca berita mengenai jumlah korban meninggal di AS karena Covid-19 melalui tautan ini.

3. Sorotan Media Asing terhadap Indonesia yang Diprotes Massa Anti-Kudeta Myanmar

Indonesia menjadi sasaran baru amuk massa anti-kudeta Myanmar, sejumlah media asing menyoroti langkah Kementerian Luar Negeri RI.

Reuters menggulirkan kabar tentang rencana penerbangan Menteri Luar Negeri Indonesia ke Myanmar, menurut surat dari Kementerian Perhubungan tertanggal Selasa (23/2/2021).

Kantor berita Perancis AFP pada Selasa menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung peran perantara perdamaian, ketika negara terkaya di dunia mengutuk junta militer yang melawan protes anti-kudeta dengan kekerasan.

Anda bisa membaca sorotan media asing terhadap Indonesia mengenai kudeta militer Myanmar di sini.

Baca juga: Sorotan Media Asing terhadap Indonesia yang Diprotes Massa Anti-Kudeta Myanmar

4. Dokumen "Sangat Rahasia" Ungkap Detail Keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam Pembunuhan Khashoggi

Dua jet pribadi yang digunakan oleh pasukan pembunuh Arab Saudi yang menewaskan dan diduga memenggal Khashoggi dimiliki oleh sebuah perusahaan Mohammed bin Salman (MBS).

Perusahaan itu kurang dari setahun sebelumnya telah disita oleh Putra Mahkota Kerajaan yang berkuasa, menurut dokumen pengadilan yang baru-baru ini diajukan dilihat oleh CNN.

Dokumen-dokumen itu diajukan sebagai bagian dari gugatan perdata dari Kanada awal tahun ini.

Bagaimana kelanjutan beritanya? Simak berita ini selengkapnya di sini.

Baca juga: Dokumen Sangat Rahasia Ungkap Detail Keterlibatan Putra Mahkota Saudi dalam Pembunuhan Khashoggi

5. AS Gunakan Bom Presisi 500 Pon dalam Serangan Pertamanya di Suriah

Bom presisi dengan berat 500 pon dilaporkan menjadi senjata yang digunakan AS untuk menyerang fasilitas milisi di Suriah timur yang didukung Iran, pada Kamis (25/2/2021) malam waktu setempat.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa Joe Biden memilih opsi penyerangan tingkat menengah dari sejumlah opsi yang diajukan oleh militer AS dengan perkiraan korban minimum.

Penasaran dengan kelanjutan beritanya? Anda bisa membaca selengkapnya di sini.

Baca juga: AS Gunakan Bom Presisi 500 Pon dalam Serangan Pertamanya di Suriah

6. Sempat Bersitegang, Pemerintah China Kini Puji Jack Ma Ternyata Ini Alasannya

Jack Ma tampaknya mulai memenangi sedikit dukungan dari Presiden China Xi Jinping.

Hubungan keduanya sempat tegang sejak akhir tahun lalu, yang berujung pada penerapan peraturan baru yang membatasi ruang gerak bisnis taipan teknologi China itu.

Pada Sabtu (27/2/2021), perusahaan Alibaba milik Jack Ma menjadi salah satu dari ratusan perusahaan yang mendapat pujian dari Xi minggu ini.

Anda bisa membaca berita ini selengkapnya di sini.

Baca juga: Sempat Bersitegang, Pemerintah China Kini Puji Jack Ma Ternyata Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com