Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sorotan Media Asing terhadap Indonesia yang Diprotes Massa Anti-Kudeta Myanmar

Kompas.com - 24/02/2021, 11:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

2. AFP

Kantor berita Perancis, pada Selasa (23/2/2021), menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung peran perantara perdamaian, ketika negara terkaya di dunia mengutuk junta militer yang melawan protes anti-kudeta dengan kekerasan.

AFP menyoroti Indonesia melalui Menteri Luar Negeri akan menjadi utusan asing pertama yang mendarat di Myanmar sejak kudeta 1 Februari.

Indonesia disebut telah proaktif dalam melobi negara-negara tetangga untuk membantu menengahi krisis melalui Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Sementara itu, utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener juga ingin untuk mengunjungi negara Seribu Pagoda itu, dalam waktu dekat ini.

"Mereka (orang-orang Myanmar) mengatakan saya selalu disambut 'tetapi untuk saat ini Anda tidak bisa datang', jadi ya, tapi belum (berancana ke sana)," katanya kepada France 24 menjelang pertemuan khusus Majelis Umum PBB di Myanmar yang dijadwalkan pada Jumat (26/2/2021).

Baca juga: Malaysia Akan Tangguhkan Jadwal Deportasi 1.200 Tahanan Myanmar di Tengah Konflik Kudeta

3. Associated Press (AP)

Kantor berita asal Amerika Serikat (AS) melaporkan di antara slogan protes massa terhadap kudeta militer, terdapat seruan yang berbunyi untuk Indonesia, "Teman atau Musuh. Anda pilih, Indonesia".

Melansir AP pada Selasa (23/2/2021), menyebutkan bahwa Indonesia saat ini tengah menjadi target amarah baru masyarakat Myanmar anti-kudeta.

Berkumpul di Kedutaan Besar Indonesia mereka membawa papan dengan seruan-seruan yang menentang junta militer dan para pihak yang dianggap sekutu mereka.

Kemarahan massa berangkat dari laporan berita bahwa Jakarta sedang mengusulkan kepada tetangga regionalnya bahwa untuk menawarkan dukungan yang memenuhi syarat terhadap rencana junta mengadakan pemilu tahun depan.

Para demonstran menuntut agar hasil pemilu tahun lalu, yang dimenangkan secara telak oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, dihormati.

“Yang saya harapkan, sebagai warga negara Myanmar, adalah berdiri dengan kebenaran. Kami tidak bisa menunggu satu tahun," kata seorang demonstran, Han Ni seperti yang dikutip dari AP pada Selasa (23/2/2021). 

Laporan kantor berita internasional, yang diterbitkan pada Senin (22/2/2021), memicu kekecewaan di antara para pendukung gerakan protes anti-kudeta.

Dikatakan Indonesia sedang berusaha agar sesama anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara menyetujui rencana aksi untuk memenuhi keinginan junta, yaitu mengadakan pemilihan yang bebas dan adil dalam waktu satu tahun ke depan.

Sementara itu, kelompok yang terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar dan menuntut mereka bertindak dengan menahan diri sesuai standar internasional atas nama hak asasi manusia.

"Siapapun yang menanggapi protes damai dengan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban," kata mereka.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk 2 Pemimpin Junta Militer Myanmar

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com