Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Kudeta Myanmar Membesar, Ratusan Ribu Orang Tak Gentar Ditembak Militer

Kompas.com - 23/02/2021, 07:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Ratusan ribu pedemo turun ke jalan untuk menentang kudeta Myanmar pada Senin (22/2/2021).

Mereka tak gentar meski militer mengancam akan menembak siapa pun yang dianggap membuat kericuhan.

Peringatan militer Myanmar dikeluarkan setelah tiga pengunjuk rasa ditembak mati akhir pekan lalu.

Baca juga: Demonstran Myanmar Serukan Mogok Massal, Junta Militer Langsung Keluarkan Ancaman

Penggunaan kekuatan mematikan itu pun dikecam PBB pada Senin, dan Uni Eropa mengumumkan sudah sepakat untuk menjatuhkan sanksi pada militer Myanmar.

Sementara itu Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Inggris telah menjatuhkan sanksi ke para jenderal yang sekarang memerintah Myanmar.

Pengunjuk rasa anti-kudeta mengangkat tangan mereka dengan tangan terkepal selama demonstrasi di dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). AP Pengunjuk rasa anti-kudeta mengangkat tangan mereka dengan tangan terkepal selama demonstrasi di dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021).
Demo Myanmar besar-besaran terjadi sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari, dengan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi ditahan untuk mengakhiri 10 tahun masa demokrasi.

Setelah berlangsung tiga minggu tanpa henti, para pedemo Myanmar pun mulai kehilangan kesabaran.

Baca juga: Abaikan Ancaman Militer Myanmar, Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Gelar Revolusi 22222

"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan kehilangan nyawa," demikian bunyi ancaman militer di stasiun tv negara, MRTV.

Mereka juga memperingatkan agar pengunjuk rasa tidak menghasut kerusuhan dan bertindak anarkis.

Pedemo membawa kardus dan kertas bertuliskan tuntutan untuk membebaskan Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, pada Selasa (9/2/2021) dalam demi anti-kudeta.STR/AP PHOTO Pedemo membawa kardus dan kertas bertuliskan tuntutan untuk membebaskan Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, pada Selasa (9/2/2021) dalam demi anti-kudeta.
Namun, massa demo anti-kudeta Myanmar tak peduli dengan ancaman itu. Ratusan ribu orang berunjuk rasa pada Senin (22/2/2021) di Yangon, kota terbesar dan pusat komersial Myanmar.

"Kami turun hari ini untuk bergabung dalam demo, untuk berjuang sampai kami menang," kata Kyaw Kyaw mahasiswa berusia 23 tahun kepada AFP.

Baca juga: Militer Myanmar Tak Segan Bunuh Pedemo yang Ikut Mogok Massal

Di pagi hari yang sama, militer meningkatkan penjagaan mereka dengan mengerahkan truk polisi serta personel yang diterjunkan ke jalan-jalan dan menutup sebuah distrik kedutaan besar.

Sebelumnya militer dan polisi telah menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan peluru tajam untuk membubarkan massa.

Puluhan ribu pekerja profesional dan pegawai turut berdemo di Naypyidaw, ibu kota Myanmar dan benteng militer negara itu.

Lebih dari 100 orang ditangkap saat polisi mengejar para pedemo di jalan-jalan, menurut keterangan jurnalis AFP di lokasi.

Demo besar juga merebak di kota-kota lain seperti Mandalay, Myitkyina, dan Dawei.

Baca juga: 2 Pedemo Myanmar Tewas Ditembak Polisi, Salah Satunya di Kepala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com