Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicap Pengkhianat, Dubes Myanmar untuk PBB Dipecat Junta Militer

Kompas.com - 28/02/2021, 09:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC,Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com – Junta militer memecat Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun karena dianggap mengkhianati negara.

Televisi pemerintah Myanmar mengumumkan pemecatannya pada Sabtu (27/2/2021) sebagaimana dilansir dari BBC.

Junta militer mengatakan, Kyaw Moe Tun mengkhianati negara dan berbicara untuk organisasi tidak resmi yang tidak mewakili Myanmar.

Kyaw Moe Tun juga dianggap telah menyalahgunakan kekuasaan dan tanggung jawab seorang duta besar.

Baca juga: Pebisnis Indonesia di Myanmar, Berbagi Kisah Kunci Bertahan di Tengah Gejolak untuk Para Entrepreneur


Sebelumnya, pada Jumat (26/2/2021), Kyaw Moe Tun memberikan pidato yang emosional dalam Sidang Umum PBB.

Dia mengatakan tidak ada yang boleh bekerja sama dengan junta militer sampai mereka menyerahkan kembali kekuasaan kepada pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Kyaw Moe Tun mendesak masyarakat internasional untuk menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mengambil tindakan terhadap militer guna memulihkan demokrasi.

Dia juga mengatakan bahwa dia mewakili pemerintah pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Polisi Myanmar Berjam-jam Tembaki Pedemo Anti-Kudeta Militer

"Kami membutuhkan tindakan sekuat mungkin dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri kudeta militer, menghentikan penindasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, mengembalikan kekuasaan negara kepada rakyat, dan memulihkan demokrasi," katanya.

Pidato itu disambut dengan tepuk tangan meriah. Banyak orang yang menyebut Kyaw Moe Tun pemberani atas pidatonya itu.

Untuk menunjukkan pembangkangan lebih lanjut, Kyaw Moe Tun mengangkat tiga jari, sebuah isyarat melawan pemerintahan otoriter.

Pada Sabtu, Kyaw Moe Tun mengatakan pihaknya mengaku terus berjuang untuk menggagalkan kudeta militer Myanmar yang menggulingkan Suu Kyi.

Baca juga: Duta Besar Myanmar Desak PBB Lakukan Berbagai Cara untuk Hentikan Kudeta Militer

"Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa," kata Kyaw Moe Tun kepada Reuters, Sabtu.

Di sisi lain, PBB tidak secara resmi mengakui junta sebagai pemerintah baru Myanmar karena belum menerima pemberitahuan resmi tentang perubahan apa pun.

Sehingga, Kyaw Moe Tun tetap menjadi Duta Besar Myanmar untuk PBB hingga saat ini.

"Kami belum menerima komunikasi apapun mengenai perubahan representasi Myanmar untuk PBB di New York," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Baca juga: Demo Myanmar Ricuh, Pendukung Militer Serang Pedemo dengan Pisau

Pada Jumat, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener, memperingatkan 193 anggota Majelis Umum PBB bahwa tidak boleh ada negara yang mengakui atau melegitimasi junta Myanmar.

Jika junta Myanmar mencoba untuk mendapatkan pengakuan internasional dengan memasang utusan baru untuk PBB.

Hal itu dapat memicu pertarungan di badan dunia tersebut yang dapat berujung dengan pemungutan suara di Majelis Umum.

Baca juga: Resmi, Militer Myanmar Dilarang Gunakan Facebook dan Instagram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com