Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sipil Sering Jadi Korban, India-Pakistan Hentikan Baku Tembak di Kashmir

Kompas.com - 25/02/2021, 15:47 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – India dan Pakistan sepakat untuk menghentikan baku tembak di wilayah perbatasan yang disengketakan di Kashmir.

Pengumuman itu disampaikan oleh militer India dan Pakistan dalam sebuah pernyataan bersama pada Kamis (25/2/2021) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Wilayah tersebut merupakan daerah yang sering terjadi baku tembak antara tentara India dan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Noor Inayat Khan, Mata-mata Bangsawan Muslim India yang Dibunuh Nazi

Tak jarang, baku tembak tersebut sering merenggut nyawa atau melukai orang yang tinggal di daerah itu.

“Kedua DgsMO (Direktur Jenderal Operasi Militer) sepakat untuk menangani masalah inti dan keprihatinan satu sama lain yang cenderung mengganggu perdamaian dan mengarah pada kekerasan,” bunyi pernyataan bersama tersebut.

Baik India dan Pakistan sebenarnya telah menandatangani perjanjian gencatan senjata di sepanjang Garis Kontrol (LoC) di wilayah Kashmir pada 2003.

Baca juga: Blogger China Ditahan karena Ejek Tentara yang Tewas Adu Jotos dengan Pasukan India

Namun, perjanjian senjata tersebut dilanggar dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang pejabat India mengatakan, salah satu alasan tercapainya kesepakatan penghentian baku tembak itu adalah untuk meredakan situasi yang mengkhawatirkan bagi warga sipil yang tinggal di sepanjang perbatasan.

Pasalnya, warga sipil yang tinggal di sekitar wilayah sengketa tersebut kerap terjebak dalam situasi baku tembak antara tentara India dan Pakistan.

Baca juga: India-China Sudah Tarik Mundur Tentara dari Garis Depan Perbatasan Himalaya

"Kami optimistis bahwa tingkat kekerasan dan ketegangan di sepanjang LoC akan turun," kata pejabat itu yang menolak untuk disebutkan namanya.

Dia menambahkan, kendati kesepakatan telah tercapai, India tidak akan mengurangi jumlah kekuatannya di sepanjang perbatasan.

Hal itu bertujuan, menurutnya, untuk operasi kontra-pemberontakan dan mencegah operasi infiltrasi di lembah Kashmir.

Baca juga: Tunawisma di India Ditemukan Tewas dengan Jantung Membatu

Musim panas lalu, tentara India dan Pakistan terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan paling intens dalam setidaknya dua tahun, di tengah melonjaknya wabah virus corona.

Kashmir telah lama menjadi titik api di antara kedua negara tersebut.

Ketegangan muncul kembali setelah India menarik otonomi wilayah Himalaya pada Agustus 2020 dan membaginya menjadi wilayah yang dikelola pemerintah federal.

Kedua negara mengeklaim wilayah itu secara penuh, namun keduanya hanya menguasai sebagian.

Baca juga: Benarkah Ada Perangkat Nuklir di Himalaya yang Sebabkan Banjir di India?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com