PANAJI, KOMPAS.com - Tunawisma ditemukan meninggal dengan didiagnosis mengalami kondisi medis langka, "jantungnya membatu".
Sejumlah dokter tercengang ketika menemukan kasus misterius dari seorang tunawisma yang ditemukan meninggal di sebuah taman di Goa, India, yang usiaya sekitar 50 tahun.
Melansir The Sun pada Jumat (19/2/2021), tidak ada penyebab kematian yang jelas dari tunawisma tersebut, sehingga Dr Bharat Sreekumar diminta untuk melakukan autopsi.
Baca juga: Dampak Covid-19 Jadikan Eropa Seperti Negara Komunis dengan Ratusan Tunawisma
Petugas medis terkejut karena hasil autopsinya mendapati bahwa jantung laki-laki tunawisma itu mengalami pengapuran, yang secara efektif mengubah organ vitalnya menjadi "batu".
"Saya belum pernah menemui kasus medis seperti ini," ujar Dr Sreekumar.
"Setelah memindahkan jantung selama autopsi, jantungnya terasa cukup berat dan saat menimbangnya, beratnya melebihi berat normal jantung," imbuhnya.
Menurutnya, struktur jantung itu tidak berubah dan tampak normal.
"Namun, ketika membuka ventrikel, permukaan endokard, lapisan paling dalam ventrikel kiri, tampak benar-benar mengeras," terangnya.
Baca juga: Buru Pembunuh Putrinya, Seorang Ibu Menyamar sebagai Tunawisma
Biasanya ketika jantung mengeras, kata Dr Sreekumar, itu terkait dengan kondisi yang disebut fibrosis endomiokardial (EMF).
Menurut Organisasi Nasional untuk Gangguan Langka, EMF adalah penyakit progresif yang dapat mengubah susunan jantung, menggantikan jaringan normal dengan jaringan fibrosa yang kuat.
Namun, dalam hal ini EMF tidak bisa menjadi penyebab atas kondisi pria tersebut.
“Kondisi ini merupakan fenomena yang sangat langka dan sangat sedikit kasus yang dilaporkan,” kata Dr Sreekumar.
Baca juga: Penyakit yang Banyak Diidap Tentara Perang Dunia I, Ditemukan pada Tunawisma
Menurut laporannya, kasus pengapuran jantung hampir selalu dikaitkan dengan entitas lain yang dikenal sebagai fibrosis endomiokardial.
"Dalam kasus saya, setelah pemeriksaan mikroskopis menyeluruh, EMF muncul, tetapi tidak sampai disebut sebagai jantung yang sepenuhnya berserat," ujarnya.
"Namun, diagnosis kalsifikasi endomiokardial sangat cocok, karenanya menjadikannya fenomena yang sangat unik," lanjutnya.