Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada Perangkat Nuklir di Himalaya yang Sebabkan Banjir di India?

Kompas.com - 21/02/2021, 11:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Di sebuah desa di Himalaya India, beberapa generasi penduduknya percaya bahwa terdapat perangkat nuklir terkubur di bawah tumpukan salju dan bebatuan di pegunungan yang menjulang tinggi.

Pada awal Januari, desa Raini Chak Lata, India, dilanda banjir bandang. Penduduk desa panik dan santer rumor beredar bahwa perangkat itu "meledak", sehingga memmicu banjir.

Para ilmuwan meyakini gletser longsor yang menyebabkan banjir bandang di India dan 50 orang tewas di negara bagian Uttarakhand berdekatan dengan Himalaya.

Namun, melansir BBC pada Minggu (21/2/2021), bahwa alasan para ilmuwan tidak akan dipercaya oleh masyarakat desa Raini yang memiliki 250 rumah tangga.

Baca juga: Puluhan Orang Masih Terperangkap dalam Terowongan Setelah Gletser Himalaya Runtuh

"Kami pikir perangkat itu yang berperan. Bagaimana gletser bisa lepas begitu saja di musim dingin? Kami pikir pemerintah harus menyelidiki dan menemukan pernagkat itu," kata Sangram Singh Rawat, penduduk desa dengan mengandalkan pertanian pegunungan.

Ihwal cerita kepercayaan spionase ketinggian, bahan radioaktif yang digunakan untuk sistem mata-mata elektronik, yang dibawa oleh beberapa pendaki top dunia, menjadi ketakutan mereka.

Keyakinan mereka bukan tanpa alasan. Ada cerita pada 1960, ketika AS bekerja sama dengan India untuk menempatkan perangkat pemantau bertenaga nuklir di Himalaya.

Alat yang dikabarkan untuk memata-matai uji coba nuklir dan penembakan rudal China.

China telah meledakkan perangkat nuklir pertamanya pada 1964.

"Paranoia perang dingin sudah tinggi. Tidak ada rencana yang terlalu aneh, tidak ada investasi yang terlalu besar, dan tidak ada cara yang tidak dapat dibenarkan," kata Pete Takeda, editor kontributor di Majalah Rock and Ice AS, yang telah banyak menulis tentang subjek tersebut.

Baca juga: Destabilisasi Ekosistem Himalaya Ancam Sumber Minum Kawasan Asia

Pada Oktober 1965, sebuah kelompok pendaki dari India dan Amerika membawa 7 kapsul plutanium bersama dengan peralatan pengawasan, dengan berat sekitar 57 Kg.

Kapsul itu dimaksudkan untuk ditanam di atas Nanda Devi, puncak tertinggi kedua Indina dan dekat perbatasan timur laut India dengan China. Tingginya 7.816 meter.

Badai salju memaksa para pendaki untuk mengakhiri pendakian jauh sebelum puncak.

Saat mereka turun, semua perangkat itu mereka tinggalkan, yang terdiri dari antena sepanjang 1,8 meter, 2 set perangkat komunikasi radio, sebuah pembangkit daya, serta 7 kapsul plutanium.

Sebuah majalah melaporkan bahwa perangkat itu ditinggalkan di "celah terlindung" dari angin di lereng gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com