Dia memperkirakan, para penipu akan meyakinkan sebagian warga untuk mengklik tautan yang meminta informasi pribadi atau mengunduh piranti lunak yang bisa mencuri informasi dari komputer atau perangkat digital milik warga.
"Para penjahat siber kemudian menggunakan data-data pribadi tersebut, dan digunakan dalam penipuan yang disebut pencurian identitas, bentuk penipuan yang sangat marak di Australia," kata Connory.
Dia juga mengatakan para penipu kemungkinan besar akan menelpon atau mengirimkan SMS ke calon korban.
"SMS imungkin akan berbunyi 'Hi Michael, ini tautan berkenaan dengan informasi Covid-19 untuk Anda'," katanya.
"Karena Anda tidak bisa melihat tautan dengan jelas karena SMS, maka lebih besar kemungkinan kita mengeklik ke tautan, yang kemudian membawa kita ke situs mereka," imbuh Connory.
Baca juga: Presiden Perancis Serukan Negara Maju Kirim 5 Persen Dosis Vaksin Covid-19 untuk Negara Berkembang
Salah satu cara lainnya bagi penipu untuk menarik minat warga adalah dengan membohongi mereka bahwa mereka bisa mempercepat antrean untuk mendapatkan vaksin bila mereka mau membayar.
"Mereka akan mengatakan 'bila Anda mau mendapatkan vaksin Pfizer dibandingkan vaksin AstraZenece, maka harus membayar Rp 1,5 juta dan bisa pindah antrean'," kata Connory.
"Namun di Australia tidak akan sistem seperi itu," sambung Connory.
MenurutConnory, penting sekali saat ini warga mencari informasi sendiri mengenai program vaksin yang ada.
Baca juga: Rusia Umumkan Daftarkan Vaksin Virus Corona Ketiga, Namanya CoviVac
"Kenyataannya memang saat ini Pemerintah Australia dan pemerintah negara bagian mengirim SMS ke warga untuk memberitahu adanya hotspot Covid-19 di daerah mereka, dan menyarankan warga untuk melakukan tes," ujar Connory.
"Itu terjadi setiap hari dan sulit sekali bagi warga untuk menentukan mana sebenarnya yang asli, dan mana yang palsu," terang Connory.
Oleh karena itu Connory mengatakan sebaiknya warga melihat semua informasi yang diterima dengan berhati-hati.
"Kami berpendapat jangan percaya dengan informasi tersebut, bicara dengan dokter anda, kunjungi situs resmi pemerintah Australia untuk melihat bagaimana program vaksinasi yaug sedang dijalankan," pungkas Connory.
Baca juga: Nenek 90 Tahun Jalan Kaki Hampir 10 Km demi Dapat Vaksin Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.