Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Spanyol Akan Hadapi Segala Bentuk Kekerasan Setelah Seorang Rapper Dipenjara

Kompas.com - 20/02/2021, 05:02 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MADRID, KOMPAS.com - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan pada Jumat (19/2/2021) bahwa pemerintah Spanyol akan menghadapi semua bentuk kekerasan, setelah malam ketiga protes kekerasan atas pemenjaraan seorang rapper karena tweet kontroversial.

"Demokrasi tidak pernah membenarkan kekerasan," kata pemimpin Sosialis itu dalam kecaman publik pertamanya atas kerusuhan yang dipuji oleh mitra koalisi yuniornya, partai kiri-keras Podemos, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (19/2/2021).

Oposisi konservatif Spanyol telah mengecam Pedro Sanchez karena tidak secara terbuka mengutuk protes kekerasan, dan menyerukan kepadanya untuk memutuskan hubungan dengan Podemos atas dukungan partai untuk para demonstran.

Baca juga: Protes Meletus di Seluruh Spanyol Gara-gara Penangkapan Seorang Rapper

Demonstrasi yang marah pertama kali meletus pada Selasa malam waktu setempat (16/2/2021), setelah polisi menahan rapper Pablo Hasel (32 tahun) yang bersembunyi di sebuah universitas di Catalonia.

Pablo berusaha bersembunyi untuk menghindari masuk penjara dalam kasus yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang kebebasan berbicara di Spanyol.

"Kekerasan adalah serangan terhadap demokrasi. Akibatnya pemerintah Spanyol akan menghadapi segala bentuk kekerasan," kata Sanchez.

"Dalam demokrasi penuh, seperti Spanyol, penggunaan segala jenis kekerasan tidak dapat diterima. Tidak ada pengecualian untuk aturan ini," tambahnya.

Baca juga: Spanyol Laporkan Kematian Harian Tertinggi akibat Covid-19 Sejak April 2020

Ia mengacu pada pernyataan pemimpin Podemos Pablo Iglesias, di mana dia mengatakan pemenjaraan Hasel meningkatkan pertanyaan tentang demokrasi Spanyol.

Sekitar 100 orang telah ditangkap sejak protes dimulai, termasuk 16 orang di Barcelona dan kota timur Valencia, dan puluhan orang terluka, menurut pihak berwenang setempat.

Di antara mereka adalah seorang wanita muda yang kehilangan mata pada Selasa (16/2/2021) di Barcelona setelah dihantam peluru oleh polisi untuk menghalau para demonstran.

Para pengunjuk rasa telah melemparkan batu dan benda-benda lain ke arah polisi, mendirikan barikade dengan wadah sampah dan membakar perabotan jalan.

Sebagian besar protes dimulai di Catalonia, di mana rapper itu berasal, tapi massa akhirnya menyebar ke kota-kota lain termasuk Madrid, di mana unjuk rasa lain akan berlangsung pada Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Potong Antrean Vaksinasi Covid-19, Jenderal di Spanyol Ini Mengundurkan Diri

Mendukung 'anti-fasis'

Bentrokan telah mengungkap perpecahan mencolok dalam koalisi sayap kiri Spanyol dengan anggota parlemen Podemos Pablo Echenique.

Ia men-tweet dukungannya untuk para pengunjuk rasa ketika kekerasan berkecamuk di Madrid dan Barcelona pada Rabu malam.

"Semua dukungan saya kepada kaum muda anti-fasis yang menuntut keadilan dan kebebasan berekspresi di jalanan," tulisnya, memicu banjir kecaman dari seluruh spektrum politik.

Podemos muncul dari gerakan protes anti-penghematan "Indignados" yang menduduki alun-alun di seluruh Spanyol pada 2011.

Baca juga: Kisah Balas Dendam Conquistador Spanyol atas Kanibalisme Penduduk Aztec

Meskipun pemerintah mengatakan pekan lalu akan berupaya membuat undang-undang kebebasan berbicara menjadi kurang ketat, langkah tersebut tidak memengaruhi pemenjaraan Hasel dengan Podemos yang mengatakan akan meminta pengampunan untuknya.

Dikenal karena pandangan sayap kiri, Hasel ditangkap setelah gagal menyerahkan dirinya pada pekan lalu, untuk memulai hukuman 9 bulan atas tweet yang menyebut mantan raja Juan Carlos I sebagai bos mafia dan menuduh polisi menyiksa dan membunuh demonstran dan migran.

Serikat mahasiswa Catalan menyerukan pemogokan dan protes pada Jumat (19/2/2021) atas penangkapan rapper tersebut.

Baca juga: Pemburu Spanyol Bantai 540 Rusa dan Babi Hutan di Portugal, Publik Marah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com