Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: 130 Negara Belum Terima Satu pun Dosis Vaksin Covid-19, Distribusi Sangat Tidak Adil

Kompas.com - 18/02/2021, 15:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

GENEWA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dengan tajam mengkritik distribusi vaksin Covid-19 yang “sangat tidak merata dan tidak adil.”

Ada 10 negara telah memesan 75 persen dari semua dosis vaksin yang tersedia. Sementara 130 negara masih belum menerima satu dosis pun vaksin Covid-19.

Pimpinan PBB itu pun menuntut upaya global, untuk membuat semua orang di setiap negara divaksinasi sesegera mungkin .

"Pada saat kritis ini, ekuitas vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," kata Guterres dalam pertemuan tingkat tinggi dewan keamanan PBB pada Rabu (17/2/2021) melansir Guardian.

Guterres menyerukan sesegera dibuat rencana vaksinasi global, dengan menyatukan mereka yang memiliki kekuatan untuk memastikan distribusi vaksin yang adil. Semua mulai dari ilmuwan, produsen vaksin dan mereka yang dapat mendanai upaya tersebut.

Dia meminta kekuatan ekonomi utama dunia dalam G20 untuk membentuk gugus tugas darurat, untuk membuat rencana dan mengoordinasikan pelaksanaan dan pembiayaannya.

Menurutnya, satuan tugas itu harus memiliki kapasitas untuk memobilisasi perusahaan farmasi dan pelaku industri dan logistik utama.

Dia berharap pertemuan pada Jumat (19/2/2021) yang dilakukan G7 (negara industri besar - Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang, Inggris, Prancis, Kanada dan Italia), dapat menciptakan momentum untuk memobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Pertama Gaza Akhirnya Sampai Setelah Sempat Diblokir Israel

Tiga belas menteri berpidato di pertemuan dewan virtual yang diselenggarakan oleh Inggris. Membahas tentang peningkatan akses ke vaksinasi Covid, termasuk di daerah konflik.

Virus corona telah menginfeksi lebih dari 109 juta orang dan menewaskan sedikitnya 2,4 juta orang, menurut pelacak Universitas Johns Hopkins.

Saat produsen berjuang untuk meningkatkan produksi vaksin, masih banyak negara mengeluh “ditinggalkan”. Negara kaya bahkan menghadapi kekurangan dan keluhan domestik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sudah menginisiasi Program Covax. Proyek ini membeli dan memberikan vaksin virus corona bagi orang-orang termiskin di dunia.

Namun rencana program meleset dari target awal saat diluncurkan. Semula diharapkan program ini bisa memulai vaksinasi virus corona di negara-negara miskin, bersamaan dengan program inokulasi yang diluncurkan di negara-negara kaya.

WHO mengatakan Covax membutuhkan 5 miliar dollar AS pada 2021.

Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyatakan niat pemerintahan Biden akan bekerja dengan mitranya di seluruh dunia. Khususnya untuk memperluas kapasitas produksi dan distribusi, serta meningkatkan akses, termasuk ke populasi yang terpinggirkan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com