Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Shi Zhengli, Wanita Kelelawar Ahli Peneliti Virus Corona

Kompas.com - 13/02/2021, 00:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Setelah kurang lebih satu bulan melakukan penelitian di Wuhan, tim ahli WHO akhirnya mempublikasikan laporannya di episentrum pandemi Covid-19 pada Selasa (9/2/2010).

Sayangnya, kejelasan virus Covid-19 dari penelitian itu masih belum dapat ditentukan pasti sumbernya. WHO justru mengeliminasi kemungkinan virus bocor dari laboratorium Institut Virologi Wuhan (IVW).

Dugaan yang banyak disebut sebagai “teori konspirasi” ini, awalnya berembus setelah 15 halaman dokumen dari aliansi "Five Eyes" bocor ke publik. Dokumen dari koalisi berbagi intelijen AS, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada tersebut, pertama kali Australian Daily Telegraph.

Media asal “Negeri Kangguru” itu mengutip kurangnya protokol keamanan di laboratorium Wuhan yang bisa menyebabkan virus melarikan diri ke dunia luar.

Sontak, laboratorium di titik nol pandemi di Wuhan menjadi sorotan dan mulai dicurigai menjadi penyebab munculnya virus yang kini sudah mengisolasi Bumi selama lebih dari satu tahun.

Baca juga: Hasil Penyelidikan WHO tentang Asal-usul Covid-19 Picu Amarah, Kenapa?

Dituding jadi penyebab pandemi

Tuduhan itu muncul hanya beberapa minggu sejak Shi Zhengli menerima sampel, yang saat itu tampak sebagai “virus baru”, dari petugas perawatan kesehatan setempat.

Pakar virus corona pada kelelawar di Institut Virologi Wuhan yang juga disebut “Bat Woman" China secara mendesak diminta menguci sampel itu pada akhir 2019.

Ahli virus terkenal itu mengakui bahwa dia skeptis, setelah otoritas kesehatan memerintahkan agar dia menghentikan semua pekerjaannya dan meminta menangani sampel itu segera.

“Saya bertanya-tanya apakah (otoritas kesehatan kota) melakukan kesalahan,” kata ilmuwan itu. "Saya tidak pernah menyangka hal seperti ini terjadi di Wuhan, di China Tengah."

Kepada Scientific American, Shi mengaku selama bertahun-tahun kelelawar yang dipelajari dalam pekerjaan lapangannya diambil dari gua-gua di daerah subtropis China di selatan. Bukan di bagian negara yang lebih dingin seperti Wuhan.

Tetapi pejabat kesehatan sangat khawatir dengan sampel yang mereka kirim pada 30 Desember 2019 ke labnya. Mereka menunjukkan virus corona baru yang menyebabkan pneumonia atipikal pada dua pasien Wuhan.

Pada saat dia mulai menganalisis sampel, virus corona baru menyebar dengan cepat di China. Beberapa bulan kemudian, Covid-19 menjadi pandemi global.

"Saya berjanji dengan hidup saya bahwa virus tidak ada hubungannya dengan laboratorium," kata Shi dalam sebuah pernyataan pada 2 Februari mengutip New York Post.

Tapi pada bulan Maret, Shi mengakui bahwa dia mengalami beberapa malam tanpa tidur. “Mungkinkah mereka (Covid-19) datang dari lab kami?” refleksinya.

Baca juga: China Sebut Covid-19 di Wuhan Berasal dari Kepala Babi yang Diimpor

Membelot dari China?

Pada Mei 2019, rumor beredar di media sosial bahwa Shi membelot dari China. Desas-desus itu menudingnya membawa penelitian rahasia bertahun-tahun tentang virus corona kelelawar bersamanya ke Kedutaan Besar AS di Paris.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com