"Selama interaksi dengan para ilmuwan di laboratorium Institut Virologi Wuhan, mereka mencatat laboratorium baru memiliki kekurangan serius teknisi dan penyelidik terlatih yang diperlukan untuk mengoperasikan laboratorium dengan penahanan tinggi ini dengan aman," menurut ke 19 Januari 2018, kabel diplomatik yang diperoleh The Washington Post.
Baca juga: Tak Puas dengan Laporan WHO, AS Akan Teliti secara Independen Asal-usul Covid-19
Shi Zhengli, telah lama mengingatkan negara-negara perlu meningkatkan penelitian penyakit zoonosis, yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Melansir 7News pada Mei 2020, Shi mengatakan negara-negara harus membagikan temuan mereka secara transparan dalam persiapan untuk wabah lebih lanjut dari jenis virus baru. Menurutnya, virus baru sedang ditemukan bahkan ketika dunia terus memerangi pandemi saat ini.
“Jika kita ingin mencegah manusia dari wabah penyakit menular berikutnya, kita harus belajar terlebih dahulu tentang virus tak dikenal yang dibawa oleh hewan liar di alam dan memberikan peringatan dini,” katanya kepada CHTN.
“Jika kita tidak mempelajarinya, kemungkinan akan ada wabah lain.”
Dia kemudian mengakui awalnya khawatir virus itu bisa bocor secara tidak sengaja dari laboratoriumnya. Namun, kemudian dia merasa sangat lega ketika ditetapkan bahwa urutan genetik Covid-19 tidak cocok dengan yang dipelajari sebelumnya.
Tapi dia terus dirundung rumor dan teori konspirasi.
Shi mengatakan kepada Scientific American bahwa dia sedih karena cerita-cerita itu terus berlanjut di internet dan di outlet media besar. Terlebih saat pemerintahan AS sebelumnya khususnya Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo terus menyuarakan bahwa virus itu berasal dari dalam Institut Virologi Wuhan.
“Tapi misinya harus terus berjalan,” katanya.
“Apa yang kami temukan hanyalah puncak gunung es. Coronavirus yang dibawa kelelawar akan menyebabkan lebih banyak wabah. Kita harus menemukan mereka sebelum mereka menemukan kita.” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.