Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat WHO Diam-diam Kritik China yang Tak Bagikan Informasi Covid-19 Lebih Awal

Kompas.com - 10/02/2021, 15:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Seorang pejabat Badan Kesehatan Dunia (WHO) diam-diam mengritik China, yang tak segera membagikan informasi Covid-19 lebih awal.

Dalam rekaman suara yang dilaporkan bocor, si pejabat diidentifikasi sebagai Dr Mike Ryan, Direktur Kedaruratan WHO.

Suara yang diyakini sebagai Dr Ryan itu terdengar mengeluh ke salah satu kolega bagaimana Beijing tidak terbuka soal virus corona.

Baca juga: Hasil Penyelidikan WHO tentang Asal-usul Covid-19 Picu Amarah, Kenapa?

Di rekaman itu, Dr Ryan membandingkan Covid-19 dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003.

Saat itu, "Negeri Panda" dituding menutup-nutupi SARS, yang membuat penyakit pernapasan itu menjalar ke seluruh dunia.

"Skenarionya persis sama. Kami terus-menerus mencoba mendapat informasi dari China. Kemudian, bang," keluh si pejabat WHO.

Dr Ryan juga mengritik dokter "Negeri Panda", yang sempat mengeklaim tidak ada bukti virus corona bisa menular di antara manusia.

Rekaman itu disebut dibuat pada pekan kedua Januari, dengan kabarnya dipublikasikan oleh kanal televisi India, WION.

Dua pekan setelah rekaman dibuat, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus melontarkan pujian untuk China.

Baca juga: Tak Puas dengan Laporan WHO, AS Akan Teliti Independen Asal Usul Covid-19

Dalam pujiannya, Tedros secara terbuka menyatakan China berkomitmen terhadap transparansi, yang dia sebut "di luar kata-kata".

Jika rekaman itu benar, maka bisa jadi bukti mengapa WHO mengecilkan signifikansi wabah di masa awal, dan mengulangi propaganda Beijing.

Masih dalam rekaman, Dr Ryan diduga menyamakan situasi dunia saat ini seperti penyebaran Ebola di Republik Demokratik Kongo, di 2018.

"Secara umum, pernyataan belum ada bukti bahwa terjadi transmisi antar-manusia belumlah cukup," ujar Dr Ryan.

Dia menuturkan situasi dunia saat Covid-19 tentu tidak akan terjadi di RD Kongo, seperti diberitakan Daily Mirror Selasa (9/2/2021).

Dr Ryan menekankan mereka harus melihat data corona, untuk bisa memerkirakan geografis distribusi, tenggat waktu, maupun epikurva yang sangat penting.

Baca juga: Pemerintahan Biden Dukung Hasil Penyelidikan WHO yang Patahkan Teori Laboratorium dari Trump dan Kroninya

Dalam bocoran rekaman lain, nampak badan di bawah PBB itu mengungkapkan data itu diperlukan untuk "melindungi China", tanpa dijelaskan apa maksudnya.

Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis menanggapi Covid-19 sempat mengeluh pihaknya mendapat info yang sangat sedikit.

Kemudian suara lain diidentifikasi adalah Dr Gauden Galea, pejabat top WHO yang bermarkas di "Negeri Panda".

Dr Galea menjelaskan pihaknya sudah meminta informasi spesifik tentang penyebaran awal dari Beijing, namun tidak digubris.

Dia mengeklaim timnya sudah meminta secara formal dan informal, seperti kapan persisnya kasus terakhir corona terjadi.

Dr Galea kemudian mengakui adanya diskusi di antara ilmuwan "Negeri Panda", di mana virus menyebar di manusia.

Baca juga: Tim WHO Tidak Temukan Asal-usul Virus Corona di Wuhan

Dalam rekaman, Dr Galea para ilmuwan sudah berbicara secara terbuka mengenai kans transmisi antar-manusia.

"Salah satu permintaan mereka adalah WHO bisa membantu mengomunikasikannya ke publik, tanpa menyebabkan kepanikan," ujar Galea.

Akhirnya pada 22 Januari 2020, misi WHO di China akhirnya merilis pernyataan terdapat bukti transmisi antar-manusia di Wuhan.

Saat itu, mereka menerangkan membutuhkan lebih banyak penyelidikan untuk memahami seberapa jauh transmisinya.

Baca juga: Tim WHO Akan Paparkan Soal Temuan Mereka tentang Covid-19 di Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com