KOMPAS.com – Sejak dilantik, Presiden Amerika Serikat (AS) Joseph Biden melakukan berbagai langkah guna mewujudkan transisi ekonomi AS menuju emisi karbon net-zero pada 2050.
Langkah-langkah tersebut, seperti membatalkan izin pipa minyak mentah Keystone XL (KXL) dan mengurangi sewa minyak dan gas yang dilakukan baru-baru ini.
Namun, Biden kini menghadapi masalah menyusul dua kelompok pendukungnya, yaitu aktivis lingkungan dan serikat buruh berada di sisi berlawanan. Hal ini dipicu dari pembangunan proyek pipa besar antara Kanada dan AS.
Ketika aktivis iklim merayakan kematian KXL, sebaliknya serikat pekerja yang terdampak penurunan harga minyak global bergerak menjaga proyek yang sedang berjalan untuk terus beroperasi.
Baca juga: Pipa Minyak Keystone XL Jadi Topik Telepon Pertama Biden dengan Pemimpin Asing
Melansir Reuters, Senin (1/2/2021), Sekretaris dan Bendahara Ohio State Building and Construction Trades Council Mike Knisely mengatakan, ia telah meminta para pejabat negara bagian berbicara kepada Biden tentang kebijakannya yang drastis memengaruhi dukungan serikat buruh.
“Saya merasa sangat frustasi karena hampir tidak ada kesamaan (dalam hal pipa) dengan komunitas lingkungan,” kata Knisely yang juga pendukung Biden tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivis iklim terbilang berhasil membujuk investor besar mengurangi kepemilikan di industri bahan bakar fosil, serta melobi bank untuk menghindari investasi dalam pengeboran Arktik.
Baca juga: Pemerintahan Biden Masukkan Risiko Perubahan Iklim dalam Strategi Militer AS
Mereka juga melihat Biden sebagai sekutu dalam pertempuran menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan menghalangi impor minyak mentah berat berintensitas karbon dari Tar Sands, Kanada.
Namun, Biden didukung sejumlah serikat buruh utama yang bekerja di jaringan pipa, kilang, dan instalasi energi lainnya, termasuk International Teamsters dan North America's Building Trades.
Meski ikut merayakan kemenangan presiden yang pro-buruh, serikat buruh menentang pembatalan izin pipa KXL. Serikat buruh juga siap bersatu melawan ancaman terhadap keberlangsungan operasional jaringan pipa lainnya.
Perlu diketahui, aktivis lingkungan sedang berupaya intensif menutup tiga jalur pipa lainnya. Jalur ini adalah Enbridge Inc’s Jalur 3 dan Jalur 5, serta Energy Transfer’s Dakota Access Pipeline (DAPL).
Baca juga: Joe Biden Akan Ganti Armada Kendaraan Pemerintah AS dengan Mobil Listrik
Tidak seperti KXL, ketiga jalur tersebut sedang dalam operasional pelayanan. Jalur Enbridge mengirimkan minyak mentah dan bahan bakar dari Kanada, sedangkan DAPL mengirimkannya dari North Dakota ke Midwest dan Gulf Coast.
Juru bicara Gedung Putih menegaskan, pemerintahan Biden sedang meninjau keputusan pengadilan yang meminta pemerintah membahas tinjauan lingkungan untuk DAPL. Namun, dia menolak berkomentar tentang dua jaringan pipa Enbridge.
Enbridge diketahui meningkatkan kapasitas Jalur 3 lebih dari dua kali lipat menjadi 760.000 barel per hari (bph). Hal ini didukung Gubernur Minnesota Tim Walz, yang juga seorang Demokrat.
Baca juga: Joe Biden Resmi Jadi Presiden AS, Ini Harapan Pemerintah dalam Hal Investasi
Beberapa waktu lalu, aktivis lingkungan berunjuk rasa untuk menghentikan pembangunan di lokasi kerja Jalur 3 di Minnesota dengan mengunci diri satu sama lain di antara tong beton.
“Jika KXL tidak dapat lulus uji iklim untuk Biden, Jalur 3 pasti tidak bisa,” kata Direktur Eksekutif Honor the Earth Winona LaDuke.
Sementara itu, perwakilan bisnis Pipeliners Union 798 di Minnesota Phillip Wallace mengatakan, serikatnya khawatir pemerintahan baru mencoba menghentikan proyek tersebut.
Dia menegaskan, serikatnya berencana melakukan aksi unjuk rasa mendukung konstruksi setelah pembatasan Covid-19 mereda.
Serikat pekerja juga meningkatkan dukungan untuk pipa Enbridge Jalur 5, yang membentang di bawah Selat Mackinac, tempat bertemunya Danau Huron dan Michigan.
Baca juga: AS Akan Gandeng China untuk Tangani Perubahan Iklim
Pipa ini mengirimkan 540.000 bph minyak mentah ringan dan propana. Aktivis ingin menonaktifkan jalur berusia 68 tahun itu, sementara Enbridge mencoba meningkatkannya untuk melindungi selat.
Sebelumnya, Enbridge telah menerima izin negara bagian untuk membangun terowongan. Namun, pembangunan ini masih membutuhkan izin dari Korps Insinyur Angkatan Darat AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.