Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR AS Berseru "Musuh Ada di Dalam Kongres" Ancam Keamanan Gedung Capitol dan Anggota Parlemen

Kompas.com - 29/01/2021, 09:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi berseru pada Kamis (28/1/2021) bahwa anggota parlemen menghadapi ancaman kekerasan dari "musuh di dalam Kongres" dan lebih banyak uang dibutuhkan untuk melindungi mereka.

Pengakuan mengejutkan dari Pelosi datang ketika meningkatnya ketegangan internal atas keamanan Gedung Putih sejak serangan 6 Januari oleh massa pendukung Presiden AS ke-45 Donald Trump.

Di tempat terpisah Kepala Polisi Capitol mengatakan bahwa "perbaikan besar" diperlukan untuk melindungi Gedung Capitol dan gedung perkantoran yang berdekatan, termasuk pagar permanen.

Baca juga: AS Kini Hadapi Peningkatan Ancaman Ekstremis Domestik Pasca Insiden Gedung Capitol

Sejak serangan 6 Januari yang menyebabkan 5 orang tewas, menimbulkan kecemasan dan friksi partisan yang semakin kental di Kongres.

Hal itu mendorong Pelosi mengungkapkan bahwa Kongres perlu menyediakan anggaran "untuk keamanan lebih bagi anggota ketika musuh berada di dalam Dewan Perwakilan, sebuah ancaman yang mengkhawatirkan para anggota."

"Itu berarti bahwa kami memiliki anggota Kongres yang ingin membawa senjata ke dalam dan mengancam akan melakukan kekerasan terhadap anggota Kongres lainnya," ujar Pelosi menjelaskan, seperti yang dilansir dari Associated Press (AP) pada Jumat (29/1/2021).

Baca juga: 3 Pekan Pasca-Kerusuhan Kepala Kepolisian Gedung Capitol Minta Maaf dan Ungkap Kegagalan

Namun, ia tidak menyebutkan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk peningakatan keamanan anggota Kongres.

Beberapa anggota parlemen yang memilih pemakzulan Trump pada bulan ini melaporkan mendapatkan ancaman. Langkah awal prosedur keselamatan telah diambil secara partisan.

Sementara, beberapa anggota Partai Republik dengan keras keberatan untuk melewati detektor logam yang baru dipasang sebelum memasuki ruang DPR.

Baca juga: Ayah Terlibat Kerusuhan Gedung Capitol, Anak Sendiri Ketakutan Lapor ke FBI

Pelosi telah mengusulkan mendenda anggota parlemen yang menolak menggunakan perangkat tersebut.

Orang  dari California sejauh ini tidak menyebutkan siapa yang ia maksud "musuh" dalam DPR.

Perwakilan periode pertama Marjorie Taylor Greene, yang telah menyatakan dukungan untuk teori konspirasi QAnon yang tidak berdasar, diketahui menyukai beberapa unggahan Facebook yang membujuk kekerasan terhadap Demokrat dan FBI.

Baca juga: Bagaimana Pengamanan di Gedung Capitol Pasca Pelantikan Joe Biden

Satu postingan menyarankan penembakan Pelosi di kepala.

Diminta komentar, Greene mengirim pernyataan tertulis yang menuduh Demokrat dan jurnalis menyerangnya, karena dia adalah "ancaman bagi tujuan Sosialisme mereka" serta mendukung Trump dan nilai-nilai konservatif.

Awal Januari, situs web HuffPost melaporkan bahwa anggota DPR Andy Harris, membuat detektor logam yang baru dipasang berbunyi, ketika ia mencoba memasuki ruang DPR dan ditemukan ia membawa senjata secara tersembunyi.

Partai Republik lainnya juga berbicara tentang membawa senjata api, yang diizinkan dilakukan oleh anggota parlemen, meskipun tidak di lantai DPR atau Senat.

Baca juga: Gedung Capitol Ditutup, Washington DC bak Zona Perang Jelang Pelantikan Joe Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com