WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Nama Robert Reilly turut menjadi perbincangan kala reporter Voice of America (VOA) asal Indonesia, Patsy Widakuswara, ia bebastugaskan dari Gedung Putih.
Reilly melakukannya usai Patsy Widakuswara mencecar pertanyaan kritis ke Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) saat itu Mike Pompeo, dalam konferensi pers pada Senin (11/1/2021).
Saat itu, Patsy bertanya apakah Pompeo menyesal mengatakan akan ada pemerintahan Trump kedua setelah kemenangan Joe Biden terlihat jelas.
Menanggapi kasus tersebut, pemerintahan Joe Biden kemudian memecat Robert Reilly beserta wakilnya, Elizabeth Robbins, pada Kamis (21/1/2021).
Mereka termasuk dalam gerbong pemecatan sejumlah pejabat tinggi di lembaga penyiaran Voice of America (VOA), dan Badan Media Global AS (USAGM) yang merupakan induk VOA.
USAGM juga membawahkan sister network VOA seperti Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia, dan lain-lain.
"Robert R Reilly memegang kendali di Voice of America dengan pandangan yang ekstrem," tulis NPR.
Beberapa kontroversinya antara lain menolak keras homoseksualitas, mencela agama Islam, serta kebijakan di ruang redaksi.
"Ada potensi kerusakan yang luar biasa pada misi VOA dengan orang seperti Robert Reilly bertugas. Hal terakhir yang harus dilakukan orang ini adalah menjalankan kantor berita yang dihormati," kecam mantan CEO USAGM, Grant Turner yang merupakan gay, dalam pernyataan tertulis kepada NPR.
Baca juga: Biden Pecat Direktur VOA yang Bebas Tugaskan Koresponden Asal Indonesia
Reilly ditunjuk oleh CEO USAGM Michael Pack, dan sepakat dengannya bahwa jaringan tersebut harus melayani tujuan diplomatik AS, bukan jurnalistik ala ruang redaksi.
Pria 74 tahun itu bahkan menjilat ludahnya sendiri, dengan membela Pack meski pernah disebutnya "globalist borg" yang menggambarkan sang kepala USAGM sebagai fasis.
Namun hakim federal akhir tahun lalu memutuskan Pack berulang kali melanggar batas dengan mencampuri jurnalisme VOA, sejak memimpin badan induk itu pada Juni 2020.
Pack mengangkat Reilly pada Selasa (9/12/2020), setelah memecat Plt Direktur VOA Elez Biberaj yang menolak campur tangan Pack di redaksi.
Tindakan itu disertai rekam jejak Reilly menimbulkan kekhawatiran baik di dalam maupun luar organisasi.